Senin, 20 Februari 2012

Bunga Edelweiss (Anaphalis javanica)


Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Plantae
(tidak termasuk)Eudicots
(tidak termasuk)Asterids
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Anaphalis
Spesies : A. javanica

Nama binomial
Anaphalis javanica

Anaphalis javanica, yang dikenal secara populer sebagai Edelweiss jawa (Javanese edelweiss) yang juga dikenal sebagai bunga abadi, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Nusantara. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan dapat memiliki batang sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m. Bunga Edelweiss ini sering juga digunakan sebagai lambang cinta, ketulusan, pengorbanan, dan keabadian. Tumbuhan ini sekarang dikategorikan sebagai tumbuhan langka.

Edelweiss sebagai Lambang Cinta

Edelweiss sebagai Lambang Pengorbanan
Edelweiss sebagai lambang pengorbanan dikarenakan bunga ini hanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung yang tinggi sehingga untuk mendapatkannya membutuhkan perjuangan yang amat berat. Ditambah lagi dengan adanya larangan membawa pulang bunga ini, pemetik harus main petak umpet dengan petugas penjaga.

Edelweiss sebagai Bunga Keabadian
Yang paling menarik, meskipun dipetik bunga ini tidak akan berubah bentuk dan warnanya, selama disimpan di tempat yang kering dengan suhu ruangan. Karenanya, edelweiss ini disebut bunga keabadian.

Edelweiss merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus, sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah terlihat mengunjunginya.

Jika tumbuhan ini cabang-cabangnya dibiarkan tumbuh cukup kokoh, edelweiss dapat menjadi tempat bersarang bagi burung tiung batu licik Myophonus glaucinus. Bagian-bagian edelweiss sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekedar kenang-kenangan oleh para pendaki. Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yang diklaim sebagai tempat perlindungan terakhir bunga abadi ini. Di sini terdapat hamparan bunga edelweis yang tumbuh subur di alun-alun Suryakencana sebuah lapangan seluas 50 hektar di ketinggian 2.750 meter di atas permukaan laut. Dalam batas tertentu dan sepanjang hanya potongan-potongan kecil yang dipetik, tekanan ini dapat ditoleransi. Sebuah studi yang dilakukan oleh Hakim Luqman dalam Kasodo, Tourism, and Local People Perspectives for Tengger Highland Conservation, menyatakan bahwa di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tumbuhan ini telah punah.

Sayangnya keserakahan serta harapan-harapan yang salah telah mengorbankan banyak populasi, terutama populasi yang terletak di jalan-jalan setapak. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa edelweiss dapat diperbanyak dengan mudah melalui pemotongan cabang-cabangnya. Oleh karena itu potongan-potongan itu mungkin dapat dijual kepada pengunjung untuk mengurangi tekanan terhadap populasi liar.

-Memmy-

1 komentar:

  1. I LovE Edelweiss...
    Lambang Keabadian...
    Idendik dg Cinta...

    Pengalaman Pribadi Saya :
    -Demi Pacar dulu pada thn 2000 tepatnya d awal bln Mei Saya bela2in naik ke puncak gunung Lawu utk memetik sang Bunga Abadi sbg Kado Special dan terindah di hari Ultahnya yg ke-17
    -Emang benar kata pepatah "Cinta Penuh Pengorbanan"

    Τ♓ÅήK•̃ Ɣ☺ΰ

    BalasHapus