Selasa, 27 Desember 2011

Best I Ever Had

I want to sing this song for you. A song "Best I Ever Had by Vertical Horizon". I want once you hear it directly, but it now becomes impossible to be near you and hear your voice ... But I'm sure, you can hear it ...

So you sailed away
Into a gray sky morning.
Now I'm here to stay,
Love can be so boring.

Nothing quite the same now,
I just say your name now.

But its not so bad,
You're only the best I ever had.

You don't want me back.
You're just the best I ever had.

So you stole my world,
Now I'm just a phony.
Remembering the girl
Leaves me down and lonely.

Sending in the weather
Make yourself feel better.

But it's not so bad,
You're only the best I ever had.
You don't need me back.
You're just the best I ever had.

And it may take some time
to patch me up inside.
But I can't take it
so I run away and hide.

And I may find in time
that you were always right.
You're always right.

What was it you wanted?
Could it be you're haunted?

The best I ever had.
Best I ever had...

It’s true we don’t know what we’ve got until its gone, but we don’t know what we’ve been missing until it arrives.

Something the farthest is the past, the timeless is memories...

Thank you for loving me, for your full of loyality, sacrifice and all of you're...
Dedicated for : "The Only", you're the best i ever had...


May the goodness and happiness always be with you... Aamiin

-Memmy-

Senin, 19 Desember 2011

Psikotest Cinta dari Jepang

Sore-sore pulang kerja, suasana di rumah agak ramai karena ada adik-adik dan teman-temannya yang masih SD, SMA dan kuliah serta bulik, di luar hujan, saya memilih untuk santai dalam kamar sambil browsing dan membuka-buka account facebook. Saya menemukan posting menarik di wall salah satu group, yang menuliskan tentang psikotest ini, kemudian saya mencaritahu di beberapa website juga menemukan banyak posting tentang psikotest ini (just for fun, bukan untuk test melamar pekerjaan atau test CPNS lhooo...) baca dan coba ikuti petunjuknya hingga selesai, MENARIK lhoo! Berikut psikotestnya...

PERHATIAN! Silahkan Baca Baik-baik dari awal dan ikuti instruksi yang diberikan;

Psikotest ini diambil dari email internet, diterjemahkan oleh orang tersebut dari bahasa asalnya Jepang. Anda akan menemukan hasil yang mengejutkan. Orang yang memikirkan game ini, konon sesudah membaca mail ini, harapannya dapat terkabul. Pasti Anda terkejut melihat hasilnya!!

Cuma janji dulu!

JANGAN MEMBACA JAWABAN DIBAWAHNYA TERLEBIH DAHULU.
ISI DULU INSTRUKSI YANG DIMINTA.
BACA SATU PARAGRAF DEMI SATU PARAGRAF.

Pertama-tama siapkan bolpoint dan kertas.
Waktu memilih nama, Anda harus memilih orang yang Anda kenal. Jangan terlalu banyak mikir. Tulislah apa yang ada dikepala Anda.
INGAT! Maju satu paragraf per paragraf.
Kalau Anda membaca kelanjutannya. psikotest ini dianggap gugur.

1. Pertama-tama tulis angka 1 sampai sebelas di kertas Anda secara vertikal (atas ke bawah)

2. Tulis angka yang paling Anda suka (antara 1-11) di sebelah angka No.1 dan No.2 (yang tadi Anda buat).

3. Tulis 2 nama orang (lawan jenis) yang Anda kenal, masing-masing di No.3 dan No.7

4. Tulis 3 nama orang yang Anda kenal dekat di No.4, 5, dan 6. Disini Anda boleh menulis nama orang di keluarga, teman, kenalan. Siapapun Ok. Cuma harus yang Anda kenal.

5. Di No.8, 9, 10, 11 Anda tulis nama judul lagu yang paling Anda sukai saat ini yang berbeda-beda.

Disini jawabannya

Nah, dibawah ini ada jawaban dari psikotest nya.
Mudah-mudahan cocok jawabannya.

1. Anda harus memberitahu ke orang yang Anda tulis di No.7 tentang psikotest ini.
2. Orang yang Anda tulis di No.3 adalah orang yang Anda cintai.
3. Orang yang kamu tulis di No.7 adalah orang yang Anda suka tapi bertepuk sebelah tangan.
4. Orang yang Anda tulis di No.4 adalah orang yang Anda rasa paling penting bagi Anda.
5. Orang yang Anda tulis di No.5 adalah orang yang paling mengerti Anda.
6. Orang yang Anda tulis di No.6 adalah orang yang membawa keberuntungan pada Anda.
7. Lagu yang Anda tulis di No.8 adalah lagu yang ditujukan untuk orang No.3
8. Lagu yang Anda tulis di No.9 adalah lagu yang ditujukan untuk orang No.7
9. Lagu yang Anda tulis di No.10 adalah lagu yang menuliskan apa yang ada di hati Anda.
10. Terakhir, Lagu yang Anda tulis di No.11 adalah lagu yang menuliskan hidup Anda.

Nah, bagaimana? hasilnya sesuai ngga? klo ga sesuai ya ga usah dipikirin. Coba-coba aja gih, daripada manyuun aja... Hehe... Silahkan mencoba! :)


-Memmy-

Jumat, 02 Desember 2011

Kapan Menikah?

Pertanyaan tersebut yang akhir-akhir ini sering saya dengar dan sering pula ditanyakan kepada saya. Pertanyaan yang sensible di usia saya sekarang ini. Usia saya sekarang 23 tahun, menjelang 24 tahun pada 5 Februari 2012 besok. Sedangkan warga Negara yang sudah diperbolehkan menikah adalah yang berusia 18 tahun ke atas untuk wanita. Berarti saya sudah cukup umur untuk menikah yah? Hehe…

Kalau dulu ada yang nanya : “Kapan kamu menikah?”
Jawabannya asal aja : “Bulan Mei. Maybe (baca : meibi) Yes, maybe No!”

Loh, piye toh? Masa nikah ga mau? Bukan begitu maksudnya, dulu belum bisa tergambar dengan jelas bagaimana proses menuju pernikahan dan kehidupan setelah itu. Sekarang, karena tuntutan usia, tuntutan orang tua dan tuntutan-tuntutan yang lain-lainnya akhirnya harus difikirkan dan diselesaikan pertanyaan ini.

Tulisan ini adalah inspirasi tanggal 11 bulan 11 tahun 2011 (111111) kemarin, banyak yang menggunakan tanggal itu sebagai hari peresmian jalinan cinta atau hari pernikahan. Di status bbm, display picture, status facebook, posting, dan sebagainya menuliskan tentang tanggal cantik ini. Tak ketinggalan pada pagi hari itu salah seorang teman saya menanyakan hal itu juga kepada saya via bbm : “Kapan nikah, Mem?”

Karena sedang agak repot kerja, saya jawab dengan kilat, singkat, padat dan jelas : “As Soon As Possible :) “ (awas aja yah kalo masi cerewet nanya ini itu. Untungnya dia ngga nanya-nanya lagi. Hehehe)

Jawaban yang sudah berbeda dengan sebelumnya.

Jika ditanya : “Kamu pengen menikah?” Jawab saya : “Ya jelas pengen dong…”
Udah berkeliaran di angan-angan, memakai baju kebaya putih, ijab qabul, duduk di pelaminan beberapa jam jadi pusat perhatian, berpandangan dengan suami, berfoto dengan keluarga dan kerabat, badan pegel-pegel karena perut membesar, menggandeng anak kecil, piknik sekeluarga, berkunjung ke mertua dan sebagainya kebahagiaan sebuah pernikahan.

Di kantor, atasan juga sering menanyakan tentang hal ini. Beberapa hari yang lalu, ada mahasiswi (adik kelas) yang ke ruangan saya untuk mengurus keperluan lapangan untuk skripsinya. Dia sedang hamil anak keduanya.

Atasan berkata kepada saya : “Mey, itu adik kelasmu aja udah berani nikah dan lagi hamil anak keduanya. Kamu kapan?”

Saya menjawabnya dengan senyum saja, karena kalau dijawab panjang lebar bisa panjang lebar juga urusannya.

Untuk menikah, niat saja tidak cukup. Harus nekat. Niat dari dulu sudah ada, tapi nekat yang belum. Karena kalau alasan belum menikah karena belum siap, besok-besok pun pasti akan seperti itu terus. Bagaimana cara memperoleh kesiapan? Ya harus “sedikit” nekat itu tadi.
Tapi nekatnya masih dalam batas pertimbangan dan kewajaran.

Saya adalah seorang yang aktif, mobile, berkeinginan kuat untuk bisa selalu berkembang, mandiri dalam hal bisa kemana-mana dan berbuat sesuatu sendiri. Tentang karier, saya tidak ingin berlebihan, ada kesibukan, otak bisa berfikir dan berkembang terus saja cukup.

Meniatkan menikah untuk ibadah, menyempurnakan setengah agama, membangun keluarga yang sederhana dan harmonis, dengan seseorang yang ku cintai dan mencintaiku. Itu saja niat saya untuk menikah. Sementara ini saya genggam niat tersebut sampai hari bahagia itu datang kepada saya. Jadi, tidak perlu bertanya terus kapan saya akan menikah? Dengan siapa? Just wait my wedding invitation, yah…! As Soon As Possible :)


-Memmy-

Rabu, 30 November 2011

Buah Cinta Berasas Takwa

Ini kisah indah percintaan seorang tabi’in mulia. Namanya Mubarak.

Dulu, Mubarak adalah seorang budak. Tuannya memerdekakannya karena keluhuran pekerti dan kejujurannya. Setelah merdeka ia bekerja pada seorang kaya raya yang memiliki kebun delima yang cukup luas. Ia bekerja sebagai penjaga kebun itu. Keramahan dan kehalusan tutur sapanya, membuatnya disenangi teman-temannya dan penduduk sekitar kebun.


Suatu hari pemilik kebun itu memanggilnya dan berkata,
“Mubarak, tolong petiklah buah delima yang manis dan masak!”

Mubarak seketika itu bergegas ke kebun. Ia memetikkan beberapa buah dan membawanya pada Tuannya. Ia menyerahkannya pada Tuannya. Majikannya mencoba delima itu dengan penuh semangat. Namun apa yang terjadi, ternyata delima yang dipetik Mubarak rasanya kecut dan belum masak. Ia mencoba satu per satu dan semuanya tidak ada yang manis dan masak.

Pemilik kebun itu gusar dan berkata, “Apakah kau tidak bisa membedakan mana yang masak dan yang belum masak? Mana yang manis dan yang kecut?”

“Maafkan saya Tuan, saya sama sekali belum pernah merasakan delima. Bagaimana saya bisa merasakan yang manis dan yang kecut,” jawab Mubarak.

“Apa? Kamu sudah sekian tahun kerja di sini dan menjaga kebun delima yang luas yang telah berpuluh kali panen ini dank au bilang belum merasakan delima. Kau berani berkata seperti itu!” Pemilik kebun marah merasa dipermainkan.

“Demi Allah Tuan, saya tidak pernah mencicipi satu butir buah delima pun. Bukankah Anda hanya memerintahkan saya menjaganya dan tidak memberi izin pada saya untuk mencicipinya?” lirih Mubarak.

Mendengar ucapan itu Pemilik kebun itu tersentak. Namun ia tidak langsung percaya begitu saja. Ia lalu pergi bertanya pada teman-teman Mubarak dan tetangga di sekitarnya tentang kebenaran ucapan Mubarak. Teman-temannya mengakui tidak pernah melihat Mubarak makan buah delima. Juga para tetangganya.

Seorang temannya bersaksi, “Ia orang yang jujur, selama ini tidak pernah bohong. Jika ia tidak pernah makan satu buah pun sejak bekerja di sini berarti itu benar.”
Kejadian itu benar-benar menyentuh hati sang pemilik kebun. Diam-diam ia kagum dengan kejujuran pekerjanya itu.

Untuk lebih meyakinkan dirinya, ia kembali memanggil Mubarak,
“Mubarak, sekali lagi, apakah benar kau tidak makan satu buah pun selama menjaga kebun ini?”

“Benar Tuan”.

“Berilah aku alasan yang bisa aku terima!”

“Aku tidak tahu apakah Tuan akan menerima penjelasanku apa tidak. Saat aku pertama kali datang untuk bekerja menjaga kebun ini, Tuan mengatakan tugasnya hanya menjaga. Itu akadnya. Tuan tidak mengatakan aku boleh merasakan delima yang aku jaga. Selama ini aku menjaga agar perutku tidak dimasuki makanan yang syubhat apalagi yang haram. Bagiku karena tidak ada izin yang jelas dari Tuan, maka aku tidak boleh memakannya.”

“Meskipun itu delima yang jatuh ke tanah, Mubarak?”

“Ya, meskipun delima yang jatuh ke tanah. Sebab itu bukan milikku, tidak halal bagiku. Kecuali jika pemiliknya mengizinkan aku boleh memakannya.”

Kedua mata pemilik kebun itu berkaca-kaca. Ia sangat tersentuh dan terharu. Ia mengusap air matanya dengan sapu tangan dan berkata,
“Hai Mubarak, aku hanya memiliki seorang anak perempuan. Menurutku aku mesti mengawinkan dengan siapa?”

Mubarak menjawab,

“Orang-orang Yahudi mengawinkan anaknya dengan seseorang karena harta. Orang Nasrani mengawinkan karena keindahan. Dan orang Arab mengawinkan karena nasab dan keturunan. Sedangkan orang muslim mengawinkan anaknya pada seseorang karena melihat iman dan takwanya. Anda tinggal memilih, mau masuk golongan yang mana? Dan kawinkanlah putrimu dengan orang yang kau anggap satu golongan denganmu”.

Pemilik kebun berkata, “Aku rasa tidak ada orang yang lebih bertakwa darimu”.

Akhirnya pemilik kebun itu mengawinkan putrinya dengan Mubarak. Putri pemilik kebun itu ternyata gadis cantik yang shalehah dan cerdas. Ia hafal kitab Allah dan mengerti sunnah Nabi-Nya. Dengan kejujuran dan ketakwaan, Mubarak memperoleh nikmat yang agung dari Allah SWT. Ia hiup dalam surga cinta. Dari percintaan pasangan mulia itu lahirlah seorang anak lelaki yang diberi nama “Abdullah”. Setelah dewasa anak ini dikenal dengan sebutan “Imam Abdullah bin Mubarak” atau “Ibnu Mubarak”, seorang ulama di kalangan tabi’in yang sangat terkenal. Selain dikenal sebagai ahli hadis, Imam Abdullah bin Mubarak juga dikenal sebagai ahli zuhud. Kedalaman ilmu dan ketakwaannya banyak diakui ulama pada zamannya.


Dari Novel "Di Atas Sajadah Cinta" Chapter 2, Karya Habiburrahman El Shirazy.

-Memmy-

Di Atas Sajadah Cinta

KOTA KUFAH terang oleh sinar purnama. Semilir angin yang bertiup dari utara membawa hawa sejuk. Sebagian rumah telah menutup pintu dan jendelanya. Namun geliat hidup kota Kufah masih terasa.


Di serambi masjid Kufah, seorang pemuda berdiri tegap menghadap kiblat. Kedua matanya memandang teduh ke tempat sujud. Bibirnya bergetar melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Hati dan seluruh gelegak jiwanya menyatu dengan Tuhan, Pencipta alam semesta. Orang-orang memanggilnya “Zahid” atau “Si Ahli Zuhud”, karena kezuhudannya meskipun ia masih muda. Dia dikenal masyarakat sebagai pemuda yang paling tampan dan paling mencintai masjid di kota Kufah pada masanya. Sebagian besar waktunya ia habiskan di dalam masjid, untuk ibadah dan menuntut ilmu pada ulama terkemuka kota Kufah. Saat itu masjid adalah pusat peradaban, pusat pendidikan, pusat informasi dan pusat perhatian.

Pemuda itu terus larut dalam samudera ayat Ilahi. Setiap kali sampai pada ayat-ayat azab, tubuh pemuda itu bergetar hebat. Air matanya mengalir deras. Neraka bagaikan menyala-nyala di hadapannya. Namun jika ia sampai pada ayat-ayat nikmat dan surge, embun sejuk dari langit terasa bagai mengguyur sekujur tubuhnya. Ia merasakan kesejukan dan kebahagiaan. Ia bagai mencium aroma wangi para bidadari yang suci.

Tatkala sampai pada surat Asy Syams, ia menangis,
fa alhamaha fujuuraha wa taqwaaha.
Qad aflaha man zakkaaha.
Wa qad khaaha man dassaaha

…”
(maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketaqwaan,
Sesungguhnya, beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
Dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya
…)

Hatinya bertanya-tanya. Apakah dia termasuk golongan yang mensucikan jiwanya? Ataukah golongan yang mengotori jiwanya? Dia termasuk golongan yang beruntung, ataukah yang merugi?
Ayat itu ia ulang berkali-kali. Hatinya bergetar hebat. Tubuhnya berguncang. Akhirnya ia pingsan.

Sementara itu, di pinggir kota tampak sebuah rumah mewah bagai istana. Lampu-lampu yang menyala dari kejauhan tampak berkerlap-kerlip bagai bintang gemintang. Rumah itu milik seorang saudagar kaya yang memiliki kebun korma yang luas dan hewan ternak yang tak terhitung jumlahnya.
Dalam salah satu kamarnya, tampak seorang gadis jelita sedang menari-nari riang gembira. Wajahnya yang putih susu tampak kemerahan terkena sinar yang terpancar bagai tiga lentera yang menerangi ruangan itu. Kecantikannya sungguh mempesona. Gadis it uterus menari sambil mendendangkan syair-syair cinta,

in kuntu ‘asyiqatul lail fa ka’si
Musyriqun bi dhau’
Wal hub a wariq

…”
(jika aku pencinta malam maka
Gelasku memancarkan cahaya
Dan cinta yang mekar
…)

Gadis itu terus menari-nari dengan riangnya. Hatinya berbunga-bunga. Di ruangan tengah, kedua orangtuanya menyungging senyum mendengar syair yang didendangkan putrinya. Sang ibu berkata, “Abu Afirah, putri kita sudah menginjak dewasa. Kau dengarkanlah baik-baik syair-syair yang ia dendangkan.”
“Ya, itu syair-syair cinta. Memang sudah saatnya dia menikah. Kebetulan tadi siang di pasar aku berjumpa dengan Abu Yasir. Dia melamar Afirah untuk putranya, Yasir.”
“Bagaimana, kau terima atau…?”
“Ya jelas langsung aku terima. Dia kan masih kerabat sendiri dan kita banyak berhutang budi padanya. Dialah yang dulu menolong kita waktu kesusahan. Di samping itu Yasir itu gagah dan tampan.”
“Tapi bukankah lebih baik kalau minta pendapat Afirah dulu?”
“Tak perlu! Kita tidak ada pilihan kecuali menerima pinangan ayah Yasir. Pemuda yang paling cocok untuk Afirah adalah Yasir.”
“Tapi engkau tentu tahu bahwa Yasir itu pemuda yang tidak baik.”
“Ah, itu gampang. Nanti jika sudah beristri Afirah, dia pasti juga akan tobat! Yang penting dia kaya raya.”

Pada saat yang sama, di sebuah tenda mewah, tak jauh dari pasar Kufah. Seorang pemuda tampan dikelilingi oleh teman-temannya. Tak jauh darinya, seorang penari melenggak-lenggokkan tubuhnya diiringi suara gendang dan seruling.
“Ayo bangun, Yasir. Penari itu mengerlingkan matanya padamu!” bisik temannya.
“Be…benarkah?”
“Benar. Ayo cepatlah. Dia penari tercantik kota ini. Jangan kau sia-siakan kesempatan ini, Yasir!”
“Baiklah. Bersenang-senang dengannya memang impianku.”
Yasir lalu bangkit dari duduknya dan beranjak menghampiri sang penari. Sang penari mengulurkan tangan kanannya dan Yasir menyambutnya. Keduanya lalu menari-nari diiringi irama seruling dan gendang. Keduanya benar-benar hanyut dalam kelenaan. Dengan gerakan mesra penari itu membisikkan sesuatu ke telinga Yasir,
“Apakah Anda punya waktu mala mini bersamaku?”
Yasir tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Keduanya terus menari dan menari. Suara gendang memecah hati. Irama seruling melengking-lengking. Aroma arak menyengat nurani. Hati dan pikiran jadi mati.

Keesokan harinya.

Usai shalat dhuha, Zahid meninggalkan masjid menuju ke pinggir kota. Ia hendak menjenguk saudaranya yang sakit. Ia berjalan dengan hati terus berdzikir membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an. Ia sempatkan ke pasar sebentar untuk membeli anggur dan apel buat saudaranya yang sakit.
Zahid berjalan melewati kebun korma yang luas. Saudaranya pernah bercerita bahwa kebun itu milik saudagar kaya, Abu Afirah. Ia terus melangkah menapaki jalan yang membelah kebun korma itu. Tiba-tiba dari kejauhan ia melihat titik hitam. Ia terus berjalan dan titik hitam itu semakin membesar dan mendekat. Matanya lalu menangkap di kejauhan sana perlahan bayangan itu menjadi seorang sedang menunggang kuda. Lalu sayup-sayup telinganya menangkap suara,

“Tolooong! Toloooong!!!”
Suara itu datang dari arah penunggang kuda yang jauh di depannya. Ia menghentikan langkahnya. Penunggang kuda itu semakin jelas.
“Tolooong! Tolooong!!”
Suara itu semakin jela terdengar. Suara seorang perempuan. Dan matanya dengan jelas bisa menangkap penunggang kuda itu adalah seorang perempuan. Kuda itu berlari kencang.
“Tolooong! Tolooong hentikan kudaku ini! Ia tidak bisa dikendalikan!”
Mendengar itu Zahid tegang. Apa yang harus ia perbuat. Sementara kuda itu semakin dekat dan tinggal beberapa belas meter di depannya. Cepat-cepat ia menenangkan diri dan membaca shalawat. Ia berdiri tegap di tengah jalan. Tatkala kuda itu sudah sangat dekat ia mengangkat tangan kanannya dan berkata keras,
“Hai kuda makhluk Allah, berhentilh dengan izin Allah!”
Bagai pasukan mendengar perintah panglimanya, kuda itu meringkik dan berhenti seketika. Perempuan yang ada di punggungnya terpelanting jatuh. Perempuan itu mengaduh. Zahid mendekati perempuan itu dan menyapanya.
“Assalamu’alaiki. Kau tidak apa-apa?”
Perempuan itu mengaduh. Mukanya tertutup cadar hitam. Dua matanya yang bening menatap Zahid. Dengan sedikit merintih ia menjawab pelan,
“Alhamdulillah, tidak apa-apa. Hanya saja tangan kananku sakit sekali. Mungkin terkilir saat jatuh.”
“Syukurlah kalau begitu.”
Dua mata bening di balik cadar it uterus memandangi wajah tampan Zahid. Menyadari hal itu Zahid menundukkan pandangannya ke tanah. Perempuan itu perlahan bangkit. Tanpa sepengetahuan Zahid, ia membuka cadarnya. Dan tampak wajah cantik nan mempesona,

“Tuan, saya ucapkan terima kasih. Kalau boleh tahu siapa nama Tuan, dari mana dan mau ke mana Tuan?”

Zahid mengangkat mukanya. Tak ayal matanya menatap wajah putih bersih mempesona. Hatinya bergetar hebat. Syaraf dan ototnya terasa dingin semua. Inilah untuk pertama kalinya ia menatap wajah gadis cantik jelita dari jarak yang sangat dekat. Sesaat lamanya keduanya beradu pandang. Sang gadis terpesona oleh ketampanan Zahid, sementara gemuruh hati Zahid tak kalah hebatnya. Gadis itu tersenyum dengan pipi merah merona, Zahid tersadar, ia cepat-cepat menundukkan kepalanya. “Innalillah. Astaghfirullah,” gemuruh hatinya.

“Namaku Zahid, aku dari masjid mau mengunjungi saudaraku yang sakit.”
“Jadi, kaukah Zahid yang sering dibicarakan orang itu? Yang hidupnya Cuma di dalam masjid?”
“Tak tahulah. Itu mungkin Zahid yang lain,” kata Zahid sambil membalikkan badan. Ia lalu melangkah.
“Tunggu dulu Tuan Zahid! Kenapa tergesa-gesa? Kau mau kemana? Perbincangan kita belum selesai!”
“Aku mau melanjutkan perjalananku!”
Tiba-tiba gadis itu berlari dan berdiri di hadapan Zahid. Terang saja Zahid gelagapan. Hatinya bergetar hebat menatap aura kecantikan gadis yang ada di depannya. Seumur hidup ia belum pernah menghadapi situasi seperti ini.
“tuan aku hanya mau bilang, namaku Afirah. Kebun ini milik ayahku. Dan rmahku di sebelah selatan kebun ini. Jika kau mau datang silahkan datang ke rumahku. Ayah pasti akan senang dengan kehadiranmu. Dan sebagai ucapan terima kasih aku mau menghadiahkan ini.”
Gadis itu lalu mengulurkan tangannya memberi sapu tangan hijau muda.
“Tidak usah.”
“Terimalah, tidak apa-apa! Kalau tidak Tuan terima, aku tidak akan memberi jalan!”
Terpaksa Zahid menerima sapu tangan itu. Gadis itu lalu minggir sambil menutup kembali mukanya dengan cadar. Zahid melangkahkan kedua kakinya melanjutkan perjalanan.

Saat malam datang membentangkan jubbah hitamnya, kota Kufah kembali diterangi sinar rembulan. Angin sejuk dari utara semilir mengalir.

Afirah terpekur di kamarnya. Matanya berkaca-kaca. Hatinya basah. Pikirannya bingung. Apa yang menimpa dirinya. Sejak kejadian tadi pagi di kebun krma hatinya terasa gundah. Wajah bersih Zahid bagai tak hilang dari pelupuk matanya. Pandangan matanya yang teduh menunduk membuat hatinya sedemikian terpikat. Pembicaraan orang-orang tentang kesalehan seorang pemuda di tengah kota bernama Zahid semakin membuat hatinya tertawan. Tadi pagi ia menatap wajahnya dan mendengarkan tutur suaranya. Ia juga menyaksikan wibawanya. Tiba-tiba air matanya mengalir deras. Hatinya merasakan aliran kesejukan dan kegembiraan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dalam hati ia berkata,

“Inikah cinta? Beginikah rasanya? Terasa hangat mengaliri syaraf. Juga terasa sejuk di dalam hati. Ya Rabbi, tak aku pungkiri aku jatuh hati pada hamba-Mu yang bernama Zahid. Dan inilah untuk pertama kalinya aku terpesona pada seorang pemuda. Untuk pertama kalinya aku jatuh cinta. Ya Rabbi, izinkanlah aku mencintainya.”
Air matanya terus mengalir membasahi pipinya. Ia teringat sapu tangan yang ia berikan pada Zahid. Tiba-tiba ia tersenyum,
“Ah sapu tanganku ada padanya. Ia pasti juga mencintaiku. Suatu hari ia akan datang kemari.”
Hatinya berbunga-bunga. Wajah yang tampan bercahaya dan bermata teduh itu hadir di pelupuk matanya.

Sementara itu di dalam masjid Kufah tampak Zahid yang sedang menangis di sebelah kanan mimbar. Ia menangisi hilangnya kekhusyukan hatinya dalam shalat. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Sejak ia bertemu dengan Afirah di kebun korma tadi pagi ia tidak bisa mengendalikan gelora hatinya. Aura kecantikan Afirah bercokol dan mengakar sedemikian kuat dalam relung-relung hatinya. Aura itu selalu melintas dalam shalat, baca Al-Quran dan dalam apa saja yang ia kerjakan. Ia telah mencoba berulang kali menepis jauh-jauh aura pesona Afirah dengan melakukan shalat sekhusyu’-khusyu’-nya namun usaha itu sia-sia.
“Ilahi, kasihanilah hamba-Mu yang lemah ini. Engkau Mahatahu atas apa yang menimpa diriku. Aku tak ingin kehilangan cinta-Mu. Namun Engkau juga tahu, hatiku ini tak mampu mengusir pesona kecantikan seorang makhluk yang Engkau ciptakan. Saat ini hamba sangat lemah berhadapan dengan daya tarik wajah dan suaranya Ilahi, berilah padaku cawan kesejukan untuk meletakkan embun-embun cinta yang menetes-netes dalam dinding hatiku ini. Ilahi, tuntunlah langkahku pada garis takdir yang paling Engkau ridhai. Aku serahkan hidup matiku untuk-Mu. “Isak Zahid mengharu biru pada Tuhan Sang Pencipta hati, cinta, dan segala keindahan semesta.

Zahid terus meratap dan mengiba. Hatinya yang dipenuhi gelora cinta terus ia paksa untuk menepis noda-noda nafsu. Anehnya, semakin ia meratap embun-embun cinta itu semakin deras mengalir. Rasa cintanya pada Tuhan. Rasa takut akan azab-Nya. Rasa cinta dan rindu-Nya pada Afirah. Dan rasa tidak ingin kehilangannya. Semua bercampur dan mengalir sedemikian hebat dalam relung hatinya. Dalam puncak munajatnya ia pingsan.

Menjelang shubuh, ia terbangun. Ia tersentak kaget. Ia belum shalat tahajjud. Beberapa orang tampak tengah asyik beribadah bercengkerama dengan Tuhannya. Ia menangis, ia menyesal. Biasanya ia sudah membaca dua juz dalam shalatnya.
“Ilahi, jangan kau gantikan bidadariku di surge dengan bidadari dunia. Ilahi, hamba lemah maka berilah kekuatan!”
Ia lalu bangkit, wudhu, dan shalat tahajjud. Di dalam sujudnya ia berdoa,
“Ilahi, hamba mohon ridha-Mu dan surga. Amin. Ilahi lindungi hamba dari murkaMu dan neraka. Amin. Ilahi, jika boleh hamba titipkan rasa cinta hamba pada Afirah pada-Mu, hamba terlalu lemah untuk menanggung-Nya, Amin. Ilahi, hamba mohon ampunan-Mu, rahmat-Mu, cinta-Mu, dan ridha-Mu. Amin.”

Pagi hari, usai shalat dhuha Zahid berjalan kea rah pinggir kota. Tujuannya jelas yaitu rumah Afirah. Hatinya mantap untuk melamarnya. Di sana ia disambut dengan baik oleh kedua orangtua Afirah. Mereka sangat senang dengan kunjungan Zahid yang sudah terkenal ketakwaannya di seantero penjuru kota. Afirah keluar sekejap untuk membawa minuman lalu kembali ke dalam. Dari balik tirai ia mendengarkan dengan seksama pembicaraan Zahid dengan ayahnya. Zahid mengutarakan maksud kedatangannya, yaitu melamar Afirah.

Sang ayah diam sesaat. Ia mengambil nafas panjang. Sementara Afirah menanti dengan seksama jawaban ayahnya. Keheningan mencekam sesaat lamanya. Zahid menundukkan kepala ia pasrah dengan jawaban yang akan diterimanya. Lalu terdengarlah jawaban ayah Afirah.
“Anakku Zahid, kau datang terlambat. Maafkan aku, Afirah sudah dilamar oleh Abu Yasir untuk putranya Yasir beberapa hari yang lalu, dan aku telah menerimanya.”
Zahid hanya mampu menganggukkan kepala. Ia sudah mengerti dengan baik apa yang didengarnya. Ia tidak bisa menyembunyikan irisan kepedihan hatinya. Ia mohon diri dengan mata berkaca-kaca. Sementara Afirah, lebih tragis keadaannya. Jantungnya nyaris pecah mendengarnya. Kedua kakinya seperti lumpuh seketika. Ia pun pingsan saat itu juga.

Zahid kembali ke masjid dengan kesedihan tak terkira. Keimanan dan ketakwaan Zahid ternyata tidak mampu mengusir rasa cintanya pada Afirah. Apa yang ia dengar dari ayah Afirah membuat nestapa jiwanya. Ia pun jatuh sakit. Suhu badannya sangat panas. Berkali-kali ia pingsan. Ketika keadaannya kritis seorang jamaah membawa dan merawatnya di rumahnya. Ia sering mengigau. Dari bibirnya terucap kalimat tasbih, tahlil, istighfar dan… Afirah.

Kabar tentang derita yang dialam Zahid ini tersebar ke seantero kota Kufah. Angina pun meniupkan kabar ini ke telinga Afirah. Rasa cinta Afirah yang tak kalah besarnya membuatnya menulis sebuah surat pendek,


Surat itu ia titipkan pada seorang pembantu setianya yang bisa dipercaya. Ia berpesan agar surat itu langsung sampai ke tangan Zahid. Tidak boleh ada orang ketiga yang membacanya. Dan meminta jawaban Zahid saat itu juga.

Hari itu juga surat Afirah sampai ke tangan Zahid. Dengan hati berbunga-bunga Zahid menerima surat itu dan membacanya. Setelah tahu isinya seluruh tubuhnya bergetar hebat. Ia menarik nafas panjang dan beristighfar sebanyak-banyaknya. Dengan berlinang air mata ia menulis balasan untuk Afirah:


Begitu membaca jawaban Zahid itu Afirah menangis. Ia menangis bukan karena kecewa tapi menangis karena menemukan sesuatu yang sangat berharga, yaitu hidayah. Pertemuan dan percintaannya dengan seorang pemuda saleh bernama Zahid itu telah mengubah jalan hidupnya.

Sejak itu ia menanggalkan semua gaya hidupnya yang glamor. Ia berpaling dari dunia dan menghadapkan wajahnya sepenuhnya untuk akhirat. Sorban putih pemberian Zahid ia jadikan sajadah, tempat di mana ia bersujud, dan menangis di tengah malam memohon ampunan dan rahmat Allah SWT. Siang ia puasa malam ia habiskan dengan bermunajat pada Tuhannya. Di atas sajadah putih itu ia menemukan cinta yang lebih agung dan lebih indah, yaitu cinta kepada Allah SWT. Hal yang sama juga dilakukan Zahid di masjid Kufah. Keduanya benar-benar larut dalam samudera cinta kepada Allah SWT.

Allah Maha Rahman dan Rahim. Beberapa bulan kemudian Zahid menerima sepucuk surat dari Afirah.


Seketika itu Zahid sujud syukur di mihrab masjid Kufah. Bunga-bunga cinta bermekaran dalam hatinya. Tiada henti bibirnya mengucapkan hamdalah.

Dari Novel "Di Atas Sajadah Cinta" Chapter 1, Karya Habiburrahman El Shirazy.

-Memmy-

Sabtu, 19 November 2011

Chemistry

Jadi tertarik pengen nulis tentang Chemistry. Akhir-akhir ini saya sering mendengar istilah chemistry. Saya masih teringat juga pembicaraan beberapa bulan lalu dengan teman melalui fasilitas chatting dari sebuah merk ponsel. Saya buka-buka lagi history obrolannya. Berawal dari pembicaraan tentang mengapa belum punya pasangan, tentang kekurangan dan kelebihan, akhirnya meruncing ke chemistry. Chemistry ini cukup mempengaruhi dan ada kaitannya dengan hubungan. Dalam hal ini khususnya hubungan “perasaan” atau mencintai antara cowok dan cewek. Berikut penggalan pembicaraan kami :

A : “Chemistry sebenarnya hanya sebagai awal aja. Banyak pasangan yang merasa chemistry hilang setelah nikah. Apalagi punya anak, apalagi anaknya segudang. Boro-boro mikirin chemistry, ngurusin anaknya nangis gantian kek antrian BBM. Balik ke filosofi kata pasangan. Kira-kira apa yang berkorelasi dengan kata pasangan? Chemistry iya, tapi itu di awal”.
B : ‘Komitmen?”
A : “Kayaknya belum tepat”.
B : “Tuntutan bisa mempertahankan kehidupan keluarga?”
A : “Duh jauhnyaaaaaaa... Bukaaaan. Gini.. Pernah liat pasangan pemain badminton?”
B : “Yup. Kerjasama?”
A : “Nah, coba perhatikan kenapa si A dipasangkan dengan si B? Anggap saja pasangan ganda campuran deh”
B : “Saling melengkapi?”
A : “Wah… Lumayan ini… Sip… Terus?”
B : “Maksudnya yang satu ada kekurangan ini, satunya punya kelebihan di hal itu, dan sebaliknya”
A : “Ga mesti kelebihan dan kekurangan…”
B : “Saling mengisi”
A : “Sip…”
B : “Ibaratnya, kenapa Tuhan menciptakan sela-sela di antara jari-jari kita?”
A : “Nah… Trus… Apa lagi coba?”
B : “Karena Tuhan menciptakan sela-sela jari lain, yang apabila disatukan, bisa saling menutup, hingga ga ada lagi sela itu”
A : “Terus kalo sela jari itu besarnya timpang gimana? Nyusahin banget kan? Wkwkwk” (ada sesi humor juga dalam obrolan) Artinya apa yang dimiliki masing-masing itu saling mengisi, saling melengkapi, dalam batas-batas kecocokan yang bisa diterima, sehingga masing masing merasa saling membutuhkan untuk lebih nyaman, lebih kuat, lebih kompak. Dari situ muncullah keinginan untuk menjaga hubungan yang saling membutuhkan… Muncullah komitmen dalam diri masing-masing untuk menjaga hubungan itu. Ibarat main musik akan lebih enak kalau ada yang nyanyi dan aada yang main gitar. Lagu kesukaannya juga mirip-mirip, tempat main musiknya juga sama, tempo yang dimainkan sama, maka lagu yang dimainkan akan terasa merdu dan indah, enak didengerin menjadi irama kehidupan rumah tangga yang harmonis.”
B : “Pertama memang chemistry, bisa saling melengkapi dan ketergantungan satu sama lain (ketergantungan dalam arti positif)”
A : “Belum tentu juga chemistry mucul di awal. Tergantung molekul kimianya” (sudah mengarah ke sains nih dan menganalogikan teori sains dengan chemistry versi realita)
B : “Cinta bisa ditumbuhkan sih…”
A : “Kalau molekul kimianya berkecepatan reaksi yang lama alias bolot dan lelet, yaa biasanya baru muncul kalau pasangannya terancam diambil orang. Hehehe. Pernah memecahkan apa sebenernya chemistry?”
STOP segini aja ya bocoran obrolannya. Soalnya kalau ditulisin semua, namanya cuma transpose history chat ke blog deh. Hehehe…

Kebanyakan orang susah menjelaskan maksud dari Chemistry, yaa… seperti reaksi kimia gitu lah, susah dijelasinnya. Terbentuk begitu saja, klik sama seseorang, nyaman, meskipun seseorang itu terkadang bukan type kita maupun seseorang itu adalah bener-bener cowo/ cewe impian kita. Awalnya memang chemistry yang diperlukan dalam sebuah hubungan, selanjutnya adalah saling membutuhkan, saling ketergantungan, melengkapi bahkan kehilangan jika seseorang itu tidak bersama kita. Hal-hal tersebutlah yang bisa dijadikan pondasi jika ingin membangun hubungan yang lebih serius. Jika kesemuanya itu dimiliki oleh sepasang hati, ditambah komitmen keduanya, maka jaminan hubungan yang awet sudah pasti di genggaman tangan :)

Bagi yang masih bingung tanda-tanda sebuah Chemistry, berikut saya berikan 7 tanda Anda dan si Dia mempunyai Chemistry (Dikutip dari Kompas Female) :

Anda menjadi kagok dan canggung
Anda jadi merasa canggung, lalu mengetuk-ngetukkan pensil ke meja atau mendenting-dentingkan gelas. "Ketika Anda memiliki chemistry yang serius, tubuh Anda meningkatkan produksi norepinephrine yang merupakan saraf-saraf penghubung," ungkap Helen Fisher, PhD, ahli anthropologi dari Rutgers University. Repotnya, hal ini malah membuat Anda canggung, tidak dapat mengkoordinasikan otak dan gerakan tangan, bahkan menimbulkan kecelakaan-kecelakaan kecil yang memalukan. Ini pertanda baik. Sebab bila Anda tidak peduli bagaimana anggapan si dia tentang Anda, Anda pun tak akan memperdulikan kekonyolan yang dilakukannya.


Anda jadi lebih mampu melihat secara detail

Sebelumnya, Anda tidak mengamati seseorang dengan begitu detail. Namun, mendadak Anda bisa melihat bagaimana kuku jari kelingking si dia terlihat terbelah, atau ada tahi lalat kecil di lehernya. Hal ini terjadi karena kadar dopamin meningkat dan membuat Anda mampu menandai kesemua hal tersebut. Penandaan ini membuat Anda fokus pada satu orang dengan lebih jelas, dan mengamati detail paling nggak penting dari diri seseorang. Segala sesuatu jadi terlihat unik dan istimewa.

Anda jadi lebih kompromis
Chemistry yang sebenarnya membuat Anda lebih melunak daripada biasanya. Jangan kaget kalau Anda lalu jadi lebih kompromis dengan teman kencan Anda ini, dibandingkan dengan orang lain. Anda tidak keberatan meskipun harus berjalan kaki lebih jauh asalkan bersama-sama si dia. Mendadak Anda sepakat menonton film-film komedi slapstick yang sebelumnya tidak Anda sukai. Atau, mencoba makanan yang sebelumnya Anda hindari.
“Saat Anda jatuh cinta, Anda lebih mudah menyerahkan batasan-batasan Anda agar dapat menyatu bersama orang tersebut," Harville Hendrix, PhD, penulis buku Keeping the Love You Find.

Ruangan terlihat lebih terang daripada biasanya
Ketika Anda melihat sesuatu, atau menatap seseorang yang menyebabkan perasaan menjadi positif, atau memancarkan minat khusus, pupil mata Anda melebar untuk menangkap lebih banyak gambaran tersebut. Alhasil, mata pun menangkap lebih banyak cahaya, dan ruangan pun jadi terlihat lebih terang.

Anda merasa lebih gelisah
Berulangkali mengelus lengan, menepuk-nepuk kaki, atau merasa gelisah selama kencan berlangsung, ternyata merupakan tanda baik: Anda memang menyukai orang ini. “Itu namanya gerakan perpindahan, yang Anda lakukan ketika Anda mencoba memutuskan apa yang harus Anda lakukan dengan diri Anda,". “Tahu kan, ketika seseorang tersenyum pada Anda, tapi Anda tak tahu pasti harus tersenyum balik atau mengalihkan wajah, lalu Anda memain-mainkan rambut.”
Hal ini terjadi karena otak mengalami over stimulasi, yang membuat Anda mengeluarkan energi berlebih dengan sedikit merapikan penampilan. Beberapa pakar lain mengatakan bahwa meraba-raba lengan atau kaki menunjukkan keinginan bawah sadar untuk menyentuh orang yang Anda hadapi.

Lupa makan
Ketika Anda merasa punya chemistry dengan seseorang, Anda begitu terpaku pada apa yang Anda bicarakan, sampai lupa menyentuh makanan yang dihidangkan di meja. Anda sama sekali tidak memikirkan makanan, dan hal ini bukan karena Anda merasa tegang. Penyebabnya adalah meningkatnya kadar dopamin, yang memicu perasaan menginginkan. "Kadar dopamin yang lebih tinggi memberi perasaan ringan, meningkatkan energi, dan merasakan suatu ekstasi minor. Dan Anda sama sekali tidak lapar!".

Anda merasa punya banyak kesamaan
Anda tidak merasakan nafsu terhadap pria/ wanita ini, tetapi lebih tertarik dengan berbagai kesamaan antara Anda dan dia yang Anda temukan. Chemistry yang terjadi di tempat kerja, misalnya, disebabkan pusat emosi dalam sistem limbik di otak Anda mengenali karakter si dia, yang mirip dengan karakter orang yang mengasuh Anda waktu kecil. Sebagai contoh, Anda merasa nyaman dengan humor yang dilontarkan lawan bicara Anda, karena mirip dengan cara ayah/ ibu Anda berinteraksi dengan Anda.

“Kesamaan yang intens ini memicu pelepasan dopamin, yang menimbulkan perasaan 'wow'," Saat perasaan itu muncul, Anda pun jadi makin terpikat padanya secara fisik.

-Memmy-

Jumat, 18 November 2011

Happy Wedding Anniversary 7th (History - Story of of eluva)

Hari ini, tanggal 17 November 2011 merupakan hari yang bisa dikenang untuk Mas Eko dan Mbak Atie’. Mas Eko adalah mas kandungku satu-satunya yang sangat kusayangi, mbak Atie’ adalah istrinya, mbak iparku. Pada tanggal inilah, 7 tahun yang lalu hubungan mereka resmi dan halal dalam Negara maupun dalam agama. Rabu, 17 November 2004 lalu (4 Syawal 1425H) mereka menikah di Graha Niekmat Rasa, Solo setelah kurang lebih 6 tahun mereka saling mengenal, kadang jauh kadang dekat dan sempat Long Distance Relationship beberapa waktu. Ternyata memang kalau jodoh nggak kemana…

Aku memberi ruang di tulisanku untuk mereka karena mereka adalah pasangan yang kuteladani, yang menginspirasiku.

Mereka berdua bertemu dalam sebuah organisasi di kampus (Senat Mahasiswa), mas Eko menjadi ketua organisasi dan mbak Atie’ menjadi sekretarisnya. Karena sering ketemu, mereka kemudian saling suka. Dulu waktu Mas Eko masih kuliah, aku, bapak dan ibu beberapa bulan sekali mengunjungi mas Eko di kost nya dan menginap beberapa malam. Waktu itu aku masih duduk di kelas 5 SD (tahun 1998). Mas Eko memperkenalkan Mbak Atie’ kepada kami “Ini temanku, Pak, Bu, Mem. Namanya Fitri” (nama panggilan lain dari Mbak Atie’). Aku, bapak dan ibu menganggapnya biasa saja. Tapi ngga lama setelah itu, mas Eko cerita kalau hubungan mereka sudah jadi “teman dekat”. Aku seneng-seneng aja sama Mba Atie’, orangnya menurutku kalem, baik dan pintar. Tapi lama-lama aku merasa takut dan kehilangan Mas Eko. Maklum, kami hanya 2 bersaudara, aku sayang banget sama mas Eko, kami dekat sekali, sering tidur bareng, aku sering dipeluk, sholat berjama’ah, mas Eko suka iseng jahil dan godain aku, nasehat-nasehatin aku, tempat mencurahkan hati dan memberikan solusi hingga membantuku dalam urusan apapun, bahkan untuk tugas sekolah. Waktu aku mengunjungi mas Eko di Yogya, dia selalu mengajakku jalan-jalan ke Malioboro, pusat-pusat keramaian dan wisata lainnya. Mengajakku ke kost teman-temannya dan mengenalkan aku dengan teman-kuliahnya. Mengajakku ke lembah UGM minggu pagi untuk olahraga bareng, melihat dia berlatih basket, ke sunmor. Hal itu kami lakukan bertiga, aku, mas Eko dan Mbak Atie’, kadang Ibu juga ikut. This picture have a title "Mereka pun pernah muda".


Singkat cerita perjalanan semasa kuliah mereka telah selesai. Mbak Atie’ lulus duluan karena memang Mbak Atie’ setahun lebih dulu tahun masuknya daripada Mas Eko. Mbak Atie’ menjadi dosen di salah satu Universitas Swasta Fakultas Farmasi di Surakarta. Sampai ketika Mas Eko sudah menyelesaikan studi sarjana pada 19 November 2002 dan profesi Apotekernya pada 4 Agustus 2003, Mas Eko memulai kariernya sebagai Lecture Assistant (Asisten Dosen di Universitas dan fakultas yang sama dengan tempat kerja Mbak Atie’) selama beberapa bulan, dan akhirnya mereka harus berpisah tempat. Tepatnya tanggal 9 Januari 2004, Mas Eko akan memulai hidup barunya, untuk bekerja sebagai seorang Abdi Negara di instansi pemerintah sesuai bidang ilmunya di Manado. Waktu itu, pukul 5 pagi aku, bapak ibu, budhe, mbak Atie’, dan teman-teman kost Mas Eko (Whisper = Whisma Perjaka Ting-Ting) mengantarkannya ke Bandara Adi Sucipto. Kami semua haru akan kepergian Mas Eko dan aku melihat Mbak Atie’ dan Mas Eko sedih sekali atas perpisahan mereka (Ekspresi = nangis, hehehe). Setelah mereka menikah Mbak Atie’ menceritakan bahwa hubungan mereka waktu itu kritis, sementara keluarga Mbak Atie’ tidak menginginkan Mas Eko bekerja di tempat yang jauh “Rezeki di Jawa masih banyak, mengapa harus sampai ke luar Jawa untuk mencari rizki?” Mas Eko menjawab “Memang masih banyak rezeki di Jawa, tapi jika rezeki itu bukan hak ku, aku ngga akan mengambil hak orang lain”. Dengan keyakinan dan kekukuhan hatinya, ia pun berangkat ke Manado. Mbak Atie’ pun melepaskannya dengan ikhlas, “jika memang kita berjodoh kita pasti bisa bersama, Mas. Kalaupun di sana kamu kecantol sama orang, aku ikhlas” (cerita Mbak Atie’ seperti itu, ah... yang beneeer? hehehe). Ini foto awal Mas Eko merantau di Manado.


Dengan penghasilan pas-pasan, 3 bulan ngga gajian. Ke kantor kadang dia jalan kaki, maem bareng di rumah temannya, dan kesederhanaan lain. Manis getir, lika liku hubungan mereka, akhirnya Allah masih menjodohkan mereka. Setelah kurang lebih 10 bulan berhubungan jarak jauh, November 2004 Mas Eko pulang ke Jawa untuk lebaran sekaligus menikahi gadis yang dicintainya selama beberapa tahun itu. 4 Syawal 1425H, hari Rabu, 17 November 2004 mereka bertemu lagi di pelaminan. Akhirnyaaa… menikah juga kalian. Akad nikah pada hari itu juga di Graha Niekmat Rasa jam 08.00 dengan lafal ijab qabul menggunakan bahasa Arab. Setelah itu dilanjutkan resepsi hingga waktu dzuhur acara selesai.

Ada kebahagiaan sekaligus kesedihan pada hari itu. Kebahagiaan atas pernikahan Mas Eko dan Mba Atie’, dan kesedihan karena 2 mobil pengiring manten dari Rembang yang dinaiki budhe, sepupuku, dan kerabat serta tetangga dekat kami yang ingin memberikan do’a restu di pernikahan Mas Eko, sampai akhir acara resepsi ngga sampai juga di gedung. Aku tahu hal ini pada saat acara berlangsung, bahwa mobil pengiring kecelakaan di Sumber Lawang kurang lebih jam 05.30, 1 mobil rombongan pengiring menabrak orang yang sedang naik sepeda motor hingga meninggal dunia dan beberapa penumpang mobil luka parah, salah satunya adalah budhe Sri mengalami patah tulang di kaki dan daging kakinya mengelupas, budhe Nanik mengalami patah tulang di tangan, tetanggaku mengalami luka dalam di bagian perut yang segera dibawa ke Rumah Sakit terdekat (RS Islam dan Orthopedi, Solo) dan penumpang lainnya mengalami luka ringan (memar), mobil mengalami kerusakan berat, sopir kami dan mobil ditahan di kantor Polisi. Acara berlangsung dengan lancar, bapak, om dan saudara-saudaraku yang lain tidak memberitahukan musibah ini ke ibu, pengantin dan keluarga Mbak Atie’. Setelah selesai acara, baru kami memberitahukannya.
Barakallahulaka wabaraka’alaika wajama’abainakuma fii khoiir…

Beberapa hari setelah menikah, Mas Eko kembali bekerja di Manado, Mbak Atie’ juga melanjutkan rutinitasnya bekerja di Solo. Tapi mereka hanya bisa bertahan beberapa bulan untuk berpisah. Januari 2005, Mbak Atie’ mengejar cintanya ke Manado. Meninggalkan profesi dosennya, menjadi istri yang setia mendampingi suaminya. Bener-bener keputusan yang hebat. Mereka tinggal mengontrak di RSS. Hingga Mbak Atie’ hamil 8 bulan anak pertama, diterima di salah satu perusahaan BUMN di bidang ilmunya dan melahirkan keponakanku yang pertama, Mahija Aqila Khalfani (Alif) pada 28 Oktober 2005. Niat ke Manado untuk mengejar Cinta, Cinta terkejar, Cita pun didapat. Waktu hamil anak kedua mereka, mereka harus berpisah karena Mbak Atie’ promosi jabatan dan bertugas di Gorontalo, kurang lebih 8 jam dengan perjalanan darat dari Manado. Terlihat cukup mengharukan perpisahan mereka, badan Alif, Mbak Atie’ dan Mas Eko mengurus, Alif sering sakit karena kangen Abi-nya yang dua minggu sekali di weekend baru bisa bertemu dengannya. Alhamdulillah keadaan ini ngga bertahan lama, kurang lebih 6 bulan Mbak Atie’ bisa pindah tugas di Manado lagi.

Kemudian lahirlah si cantik Asa (Mazaya Asya Ghaisani) pada 18 Februari 2008. Karena program kejar rezeki (banyak anak, banyak rezeki), ngga lama setelah itu lahir anak ketiga mereka pada Juli 2009, cowok yang bernama Maulana Muhammad Azzam (Azzam). Hingga saat ini mereka hidup bahagia dengan tiga keponakanku yang lucu, cakep dan cantik, cerdas dan insyaAllah sholeh dan sholehah. Alif sekarang duduk di kelas 1 SD Islamic Center Manado sebagai lanjutan dari TK Islamic Center Manado. Selama TK dan SD, Alif memperoleh predikat sebagai juara kelas dan juara umum atas prestasi akademisnya. Bakatnya mulai terlihat untuk menjadi da’i cilik. Ramadhan kemarin, Alif mengikuti lomba da’i cilik, dan dipengalaman pertama dia mengikuti lomba, Alif bisa menyandang sebagai juara kedua yang kemudian Alif dan Abi serta Ibunya mendapatkan kesempatan untuk tampil dan diwawancarai di salah satu stasiun TV lokal di Manado. Alif beberapa kali memberikan taushiyah di masjid-masjid. Dan InsyaAllah Januari mendatang Alif mendapatkan kesempatan memberi taushiyah di Tabligh Akbar se-Provinsi Sulawesi Utara. Semoga kalian menjadi anak-anak yang sholeh/ sholehah dan cerdas ya, Nak…

Ini fotonya 3A, juniornya 2A. The Cool, Beautiful and Charming...


Itu aja yang ingin kusampaikan tentang history dan story dari perjalanan mengejar cinta dan citanya Mas Eko, Mbak Atie’ dan keluarga kecilnya yang mereka menyebut dirinya 5A (Abi, Atie', Alif, Asa, Azzam). 6A nya tunggu aku yaa, hehehe... Kalian sangat menginspirasiku. Semoga keluarga kecilku kelak seperti kalian. Semoga kebahagiaan, limpahan nikmat Allah dan semua kebaikan selalu menyertai kalian. Aamiin…

Salam sayang selalu dari adik, tante kalian…

-Memmy-

Selasa, 08 November 2011

Mantan Kekasih

Mantan kekasih yang hilang datang,
Ungkapkan besarnya penyesalan,
Bagaimana dia menghancurkan aku,
Percayalah… Kau tak aku sesali,
Di sini tak lagi jadi rumahmu,
Relakanlah semua… Berakhirlah sudah…

Itulah penggalan lirik lagu yang berjudul “MantanKekasih” yang dibawakan oleh Sheila On 7. Yah, mantan kekasih… Seseorang yang pernah mengisi lembar kertas pink dalam hidup kita, lembar yang dinamakan Cinta. Bagaimanapun ending suatu hubungan, menyenangkan, menyedihkan, mengharukan, kesepakatan, sepihak, keterpaksaan atau keharusan yang pasti mantan kekasih pernah memberikan warna dan kebahagiaan tersendiri untuk kita. Entah lama atau sebentar, kita pernah mencintainya. Tapi, yang lalu biarlah berlalu, yang sudah biarlah sudah, kita tidak bisa hidup dengan baik jika terus meratapi kesalahan dan kegagalan masa lalu. Masa lalu hanya sebagai pelajaran untuk bisa lebih baik di masa depan, karena masa lalu tidak akan pernah bisa kembali lagi, seperti kata pepatah :

“Yang terjauh adalah masa lalu,
Yang abadi adalah kenangan”

Dia tidak akan pernah bisa kembali seperti dulu. Jika ada kenangan, itupun tidak bisa dihapus. Kenangan itu akan abadi, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Mau terbelenggu dengan masa lalu atau move on dan menutup lembaran lama, mengubur kenangan dalam-dalam dan membuka menjalani lembaran baru dengan berkaca pada kegagalan yang lalu dan segenggam harapan bisa lebih baik dan terbaik di lembar yang sekarang maupun yang akan datang.

Bagaimana bersikap kepada mantan kekasih?
Bagi yang masih jomblo :

Yang masih jomblo ini karena memang belum laku atau belum bisa melupakan mantannya yah? Mau jomblonya karena hal tersebut atau udah jadi prinsip hidup buat “menjomblo”, yang pasti sebaiknya move on aja, temans… Mau menjalin hubungan baik dengan mantan kekasih dan orang-orang terdekatnya (keluarga dan teman-temannya) silahkan. Asal bisa memanage hati kalian sendiri. Jika merasa hubungan kalian masih bisa diperjuangkan, kejar terus sampai sang mantan kembali ke pelukan. Tapi jika peluangnya lebih banyak enggaknya, hubungan yang tidak layak untuk dipertahankan, leave it aja. Kalau kamu ngedeketin cewek atau cowok lain, gimana bisa fokus PDKT, gimana bisa jadian kalau masih teringat sama mantan? Dunia enggak selebar telapak tangan. Apalagi kalau sang mantan sudah punya kekasih baru, udah tunangan, udah nikah atau bahkan udah punya anak. Mau sampai kapan berharap-harap gak tentu? “Kalau jodoh ngga kemana, kalau ngga jodoh ya kemana-mana…”
Open your heart, open your mind… Cinta sudah lewat…

Bagi yang sudah mempunyai kekasih :
Selamat! Lembaran baru telah dimulai.“Selamat tinggal masa lalu, aku kan melangkah” (Five Minutes, Selamat Tinggal Masa Lalu). Pernyataan ini seharusnya sudah ditanamkan sejak mengakhiri hubungan dengan mantan kekasih. Ketika sudah ada kesepakatan untuk memulai hubungan baru, tutuplah rapat-rapat semua tentang mantan kekasih. Sebaiknya jangan menceritakan atau membandingkan dengan terang-terangan sang mantan dengan kekasih baru. Semanis apapun kenangan yang lalu, selama apapun hubungan kalian, sebaik dan semenarik apapun mantan kekasih, itu hanya cerita lalu.
Perlukah masih berkomunikasi dengan mantan kekasih? Sebelum memutuskan jawaban dari pertanyaan tersebut, tanyakan pertanyaan ini juga pada diri sendiri. Sebaiknya tidak memulai komunikasi dengan mantan, dan kalaupun sang mantan mencoba mendekati atau menghubungi lagi, respons sewajarnya saja dan katakan dengan tegas bahwa hubungan kalian adalah teman biasa, bukan seperti dulu. Jagalah perasaan kekasih yang sekarang. Cintai apa yang kita miliki, cintai apa yang kita lakukan.

“Kemarin adalah kenangan,
Hari ini adalah kenyataan,
Esok adalah harapan”

Jangan sesali hari kemarin, Jangan takutkan hari esok, Jalanilah hari ini sebaik-baiknya. Hari ini milik kita dan esok pasti lebih baik, percayalah :).



Ada lagu "Cinta Sudah lewat" by Kahitna, berikut link nya : http://www.4shared.com/get/dmzwvVe1/Kahitna_-_Cinta_Sudah_Lewat.html silahkan didownload dan didenger sendiri yaa.

-Memmy-

Rabu, 26 Oktober 2011

I call them : fellow

Pegang pundakku, jangan pernah lepaskan
Bila ku mulai lelah… lelah dan tak bersinar
Remas sayapku, jangan pernah lepaskan
Bila ku ingin terbang… terbang meninggalkanmu

Itulah penggalan lyric “Sahabat Sejati” By Sheila On 7. Terlihat begitu dekatnya, begitu akrabnya, begitu hangatnya dari sebuah hubungan persahabatan. Sahabat… Mereka dipertemukan dalam sebuah suasana, sebuah keadaan, sebuah moment, dari latar belakang sama ataupun berbeda, dengan visi misi sama dan karena kenyamanan dan kesetiaan mereka, hubungan persahabatan dapat terus berjalan. Mereka bisa saling menguatkan, tempat berbagi cerita, meminta pendapat, haha hihi bareng, terkadang sahabat bisa menjadi seseorang yang lebih kita percaya daripada kekasih atau keluarga maupun orang tua.
Okay, disini aku akan bercerita tentang sahabat-sahabatku. Mereka selama ini yang banyak menemani aku, suka duka susah senang bareng, menghapus air mataku saat aku menangis, menguatkanku saat aku jatuh dan rapuh, yang selalu bersenandung tawa dalam hari-hariku. Sahabat dari waktu aku berseragam putih biru dan sahabat yang bertemu ketika aku duduk di grade universitas, hingga sekarang.

Sahabat sejak putih biru (Gank Mu’)

Kami menamai perkumpulan persahabatan kami dengan nama Gank Mu’. Jangan dibayangin kata Gank identik dengan kekerasan, kebut-kebutan, tawuran, bandel, brutal dan sebagainya. Gank Mu’ ini sekumpulan cewek (11 orang, termasuk aku) yang mencari jati diri, yang punya visi dan misi yang sama yaitu “Satu untuk semua, semua untuk saya (One for all, all for me)”. Kami berasal dari latar belakang yang berbeda satu sama lain. Ada yang berkulit putih, ada yg berkulit hitam manis, ada yg cerewet, pendiam, rajin, suka “misuh”, Chinese, Javanese, dan perbedaan-perbedaan lain. Nama Gank Mu’ ini diambil dari nama bapak ketua Gank kami (Nikita). Sampai sekarang kayaknya Pak Mu’is ga tau tentang ini. Hehehe, maaf, Pak! Gank kami ini waktu SMP cukup terkenal dan melegenda sampai sekarang. Temen seangkatan, kakak maupun adik kelas tahu keberadaan kami. Sekumpulan cewek ababil (waktu itu) yang suka iseng sama adik kelas, ada yang terlibat naksir sama adik angkatan, hihi (maaf bagi yang kerasa :D ). Sampai-sampai ribut juga sama mereka. Tiap pulang sekolah, kami berjejer-jejer naik sepeda seperti layaknya konvoy gank, berhenti dulu di es juice di kabongan sekedar nongkrong, nyegerin tenggorokan sambil isengin temen-temen dan orang yang lewat. Pernah kami iseng dengan menyuarakan sorakan seperti ini : “ eeaaaa, serrr… weeekk… sooorrr…” dan tak tahunya yang disorakin adalah guru kami, Bu Sismiyati (Guru Biologi). Alhasil, besok paginya di kelas waktu pelajaran, beliau bertanya “Siapa yang kemarin pulang sekolah bersorak-sorak di pinggir jalan, angkat tangan!” Dengan polos dan gemetar satu per satu dari kami mengangkat tangan kami masing-masing. Kemudian diminta ke ruang guru dan ditangani oleh guru-guru killer di BK. Hahaha… Kami juga pernah terlibat kasus majalah BOOM yang illegal dan karena kreatifitas yang tersalurkan tidak pada posisinya, masuk BK lagi. Hehehe… Tapi disamping semuanya itu, kami semua duduk di kelas unggulan sejak kelas 2 dan kelas 3. Dan masuk 10 besar ranking di kelas. Pintere sumbut karo bandele. Aku perkenalkan sahabat Gank Mu’ satu persatu:

Femilia Kurniawati (Femmy)
Nama panggilannya adalah Femmy, Lia, atau Mbah Jod, Je-De. Nama Mbah Jod atau Je-De ini diambil dari nama panggilan Alm. Ayahnya yang sudah meninggal April 2010 lalu (Bp. Alm. Sudjadi). Ibunya bernama Mar’atun (tarik tuuuunnn..!!). Dia sarjana dari Fakultas Peternakan, jurusan Teknologi Hasil Ternak di Universitas Diponegoro, Semarang. Dia anak kelima dari lima bersaudara pendawi. Anaknya baik, lugu, langsing (haha, ga mau dibilang kurus dia dan sedang giat berusaha meningkatkan berat badannya), manis, mirip Chinese (mirip aja lho!), cerewet, romantis, kreatif, setia banget, care, dia adalah sahabat yang menguatkanku saat aku sempat terpuruk. Yang menjengkelkan dari dia adalah suka ngaret dan oneng, hehe piss feemmm :D Femmy juga mempunyai sejumlah catatan hitam kebandelan semasa SMP dan SMA, dengan wajah innocent dan kepolosannya, dia melakukan hal itu. Ada tragedi tongkol jagung yang berhasil membuat ketua kelas kami (Dwi Hariyanto a.k.a Aan a.k.a Bathara Indra) dan guru Biologi kami (Bu Susi) menangis dan Femilia beserta anggota GM lain dipanggil ke ruangan BK dan disidang langsung sama kepala sekolah dan wali kelas. Selain itu, Femilia pernah “ngerpek” waktu ulangan Ekonomi kelas 2 SMP, dengan lugu dia meletakkan buku catatannya dengan kondisi terbuka di kursi sebelahnya. Udah jelas ketahuan, masih ngeles “Wah, nggak tahu bu. Bukunya sudah terbuka sejak tadi -___-“ Guru kami setengah emosi. Hahahaha… dan masih banyak kejadian-kejadian konyol yang menjengkelkan darinya. Walau menjengkelkan, aku sayang dia. Femilia sekarang bekerja di Rembang, di sebuah bimbingan belajar swasta sebagai administratornya. Dia sudah mempunyai kekasih yang udah mereka jalani hubungan itu selama 5 tahun jarak jauh, denger-denger kabar mereka tahun depan sebelum pertengahan tahun berencana menikah. Aamiin. Love you full :*

Nikita Noviani (Nikita)
Nama panggilannya adalah Nikita, Boss Mu’. Dia sekaligus menjabat sebagai ketua gank kami. Putri pertama dari pasangan Bapak Abdul Muis dan ibu Almh. Yuliawani. Nikita mempunyai dua orang adik, cewek dan cowok. Nikita juga teman terbaikku yang menemani aku saat aku terpuruk, meminjamkan pundaknya dan memelukku saat aku menangis. Makasih banget yaa boss. Dia adalah seorang yang smart, imut-imut, cantik, mata nya bening seperti mata kelinci. Dia seorang yang tough, karena keadaan yang membuatnya belajar. Dia seorang yang tegas, ceria, care, kreatif. Namun ada kalanya dia labil. Nikita adalah sarjana dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Semarang. Dia sekarang bekerja di sebuah perusahaan pembuat website dari luar negeri yang membuka kantor cabangnya di Indonesia (Yogyakarya) sebagai Koordinator Trainner apaaa gitu lupa, hehe. Yang baru promosi jabatan barunya ini mulai September 2011 kemarin. Selamat yaa, Nik! Dia sudah punya “ehem-ehem” teman sekantornya yang seorang programmer. Semoga lancar yaa perjalanan kalian. Tahun emas GM 2012 :D.

Diana Yuniar Widyanti (Diana)
Diana adalah anak kedua dari dua bersaudara, pasangan bapak Sukarwi dan ibu Pujiati. Kakaknya seorang Popeye si pelauuutt, tut…tuutt… Diana sekarang bekerja sebagai PNS di salah satu departemen di pusat (Jakarta) sebagai verivikator keuangan. Diana dulu kuliah di Diploma 3 Ekonomi Manajemen Universitas Diponegoro, lalu meneruskan pendidikan ke sarjana, belum sampai selesai udah diterima jadi PNS pusat, tidak terselesaikan kuliah sarjananya. Diana ini sosok yang paling dewasa dan berusaha bijak diantara kami. Penengah jika kami ada masalah atau masalah pribadi yang kami hadapi. Maker decision referencer kali ya nama kerennya. Anaknya cukup royal, rajin dan telaten. Suka memarah-marahi kalau kami jalannya “belok-belok”, dia adalah seorang yang tegas dan rada judes tapi care. Semangat teruuss naa menjemput jodoh, pasti ada someone yang mencintaimu dengan ketulusannya.

Ratna Indri Hapsari (Ratna)
Ratna atau Ngkleng ini anak kedua dari tiga bersaudara. Nama Ngkleng berasal dari “tengkleng”. Waktu kelas 2 SMP, dia pernah kepalanya tengkleng (sakit yang bisa dikarenakan karena kesalahan tidur) sampai heboh di kelas. Dia paling takut sama pocong. Dilihatin foto hantu pocong aja dia langsung jerit-jerit. Padahal baru foto, apalagi beneran?? Bisa-bisa pingsan atau koma, hehe piss kleeeng :D Rumahnya di Desa Meteseh, Batangan, Kaliori. Ndesoooo bangeeeet, 11-12 lah yaa sama aku :p Ratna ini cerewet, item manis, pintar, berjilbab tapi suka mengeluarkan “kata mutiara” yang mengabsen penghuni Gembira Loka. Hahaha… Latah juga. Pokoknya kacau nih anak. Ratna adalah sarjana dari Universitas Diponegoro jurusan akuntansi. Sekarang dia menjadi auditor di sebuah perusahaan akuntan publik di Jakarta, sering keliling Indonesia menjalankan tugasnya. Terakhir yang kutahu kabar tentang ratna, teman dekatnya seorang artis. Vokalis band indie yang udah rekaman dan sering tampil di sebuah TV lokal di Jakarta. Waaah, bisa nih numpang beken. Mau jadi model video klipnya. Hehe… Walau potongannya hancur gitu, Ratna gadis yang baik, patuh sama ortu, care sama teman-temannya, pintar, rajin. Sesuai lah kebandelannya ini sama otaknya yang encer. Sukses naa di ibukota!

Miske Sri Ariyani (Miske)
Miske atau Yanik ini anak pertama dari dua bersaudara pasangan bapak Masrokah dan Ibu Sri Jumiati. Hehehe, saking deketnya hubungan pertemanan kami semua, sampai-sampai nama orang tua kami hafal dan kenal dekat dengan orang tua masing-masing. Miske adalah sarjana dari jurusan Teknologi Hasil hutan Institut Pertanian Bogor. Miske adalah anggota GM yang sudah menikah (Juni 2010 lalu). Suaminya seorang Ajudan Bupati Rembang, sekarang mereka sudah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Muhammad Satria Wijaya (Satria) yang lahir April 2011 kemarin. Sekaligus jadi keponakan pertama para tante Gank Mu’. Hayooo siapa yang mau daftar besanan sama Miske? Satria ganteng lhoo. Sekarang Miske bekerja menjadi PNS di Kabupaten Rembang di instansi sesuai bidang kompetensi ilmunya. Menjalani perannya sebagai PNS, ibu, istri dan mempunyai usaha accessories “MiSeL Store” di rumahnya. Kami menilai Miske ini sudah enak hidupnya, udah punya keluarga kecil, pekerjaan yang bermasa depan, kendaraan pribadi, udah melaksanakan ibadah rukun islam terakhir, punya banyak pembantu yang mengurus anaknya dan rumah, namun terkadang dia masih juga merasa hidupnya belum sebahagia teman-teman lainnya. Bersyukurlah, Mis… Hehehe. Teman-temannya yang lain pengen menikah dan punya anak seperti dia, eeeeh… malah dia bilang “Guys, jangan keburu-buru nikah! Karena bla... bla... bla...”. Weeeww??? :D Semoga berbahagia, Miskeeee

Fitria Yuni Astuti (Ria)
Ria atau Jacky (Jacky adalah nama panggilan Ria di Gank Mu’, berasal dari nama Joko, nama bapak Ria). Ria sarjana Pendidikan Matematika dari Universitas Negeri Semarang. Ria seorang yang pintar, sekarang dia menjadi guru Matematika di SMA Al-Azhar, Jakarta. Mantaaab kaaan? Ria udah punya pasangan yang InsyaAllah Februari 2012 nanti akan melangsungkan ijab qabul dan resepsinya. Juara dua, setelah Miske. Congrats yaa, ria! Buat Miske, tolong disiapkan plakat nya yaa. Jadi ceritanya kami Gank Mu’ membuat plakat bergilir untuk pernikahan. Yang menikah, berhak membawa plakat itu sampai ada anggota GM lain yang menikah, plakat itu diserahkan ke mempelai, pas upacara resepsi di pelaminan serah terima plakatnya. Di plakat itu ada foto kami, wish word, dan nama kami plus suami dan tanggal pernikahan. Yang menikah paling terakhir berhak membawa plakat itu selamanya. Oh ya, yang unik, nama calon suami Ria itu sama dengan nama bapaknya : Mas Joko tak uk uukk, haha just kidding, Jeck! Nama calon suami Ria : Joko. Semoga lancar acaranya dan semoga aku cepet menyusul.

Novrinda Julianto (Vrinda)
Vrinda ini satu-satunya anggota GM yang Chinese. Putri dari pak Agus. Pemilik toko obat Sumber Slamet di Rembang. Dia sarjana akuntansi Universitas di Surabaya dan sekarang dia bekerja di kantor akuntan publik di Jakarta. Kalau ketawa, matanya merem dan bisa ngakak guling-guling ketawanya, heboh banget. Persahabatan kami ga mengenal SARA, hehe… saling menghormati dan bekerjasama tetap kami pertahankan. Soal kehidupan pribadinya, aku kurang tahu karena ketemu langsung setahun sekali pas libur lebaran biasanya kami kumpul bareng, komunikasi via telpon, SMS, dan sarana komunikasi lain juga ngga intens setelah lulus SMP. Sukses terus yaa Vrind!

Hani Widyastuti (Hani)
Hani atau Honey adalah putri pertama dari dua bersaudara. Hani sarjana dari Universitas Negeri Semarang. Anaknya rajin dan pintar. Kurus, tinggi. Sekarang dia bekerja di Blora, di sebuah Koperasi Usaha, sebagai accounting nya. Hani ini gadis pendiam, pemalu. Dia di Gank Mu’ adalah anggota pasif. Maksudnya dia gak bandel dan ga neko-neko seperti anggota lainnya. Dia paling bebas dari masalah, ga pernah masuk kategori anak yang ditangani BK. Di GM dia cuma ngumpul, rame-rame aja dan bisa dijadiin pengontrol kami gitu, karena kan ga enak ada yang alim pendiam gitu kita bandel gini. :D Dia udah punya calon suami juga, peresmiannya kapan, belum denger kabar lagi. Ditunggu undangannya yaa, Han!

Indriana Karuniawati Rahayu (Ana)
Ana, Pelo, Lophe, adalah gadis manis yang tomboy. Dipanggil Pelo, Lophe, karena dia ngga bisa melafalkan “R”. yang terucap “L”. Banyak yang bilang si Ana ini mirip artis Natasha Dewanti. Dia lugu, ga pakai make-up, tapi sekarang dia mulai belajar berpakaian modis ala cewek, rambut dilurusin. Ana sarjana Pendidikan Biologi dari Universitas Negeri Semarang. Ana anak bungsu dari empat bersaudara cewek semua. Putri dari pasangan bapak Suhartono yang berprofesi sebagai kepala sekolah salah satu SMA Negeri di Rembang dan ibu Emi Pujiati, guru di salah satu SD negeri di Rembang. Ana ini anaknya rajin, sopirnya GM, maksudnya dia sering mengantar jemput temen-temn GM lainnya, motornya bolak-balik kayak setrikaan dipinjem temen-temen. Dari dulu SMP sampai sekarang. Yang parah, Ana ini ratu ngaret, level ngaret nya di atas Femilia. Kalau Femilia ngaretnya setengah jam, Ana bisa ngaret 1 jam bahkan lebih. Ini yang bikin jam ketemu GM molooor. Karena parasnya dan kecuekannya ini, banyak cowok yang ngefans sama dia. Ada Mr. B, yang sejak SMP naksir sama dia belum kesampaian sampai sekarang. Hahaha… Ana pernah jatuh hati sama temen SMA kami, Mr. Cool kayaknya selera dia. Mereka pernah “jalan”, dan setauku hingga tulisan ini kuposting status Ana masih jomblo. Waktu SMA, Ana juga sering mengantar dan menjemputku dan les bareng, basah kuyup kehujanan. Les Kimia, Fisika, Matematika di Ngotet dan Pak Kempling (a.k.a Pak Budi,). Makasih yaah naa dan Chayooo…

Prihatiningtiningtyas Tuwuh Rozaqimah (Imma)
Imma atau cimoel, adalah putri dari pak Mino dari Kaliori. Imma sarjana dari Instritut Pertanian Bogor. Imma sekarang bekerja di sebuah Bank swasta di Indramayu. Anaknya hitam, manis, berkacamata, rambutnya seksi hihihi… Imma itu anaknya cerewet, heboh, latah juga saingan sama ratu tengkleng. Tentang hubungan asmaranya, aku belum tahu yang sekarang. Udah lama ga ketemu sama dia juga. Sukses selalu buatmu yaah maa. Salam kangen, kangen sama gokilmu, latahmu.

Sahabat di Universitas (Bollot Community)



Apa kira-kira yang dapat difikirkan tentang nama grup kami : Bollot Community? Kami adalah sekumpulan cewek angkatan 2005 Fakultas Geografi UGM jurusan Geografi Ilmu Lingkungan, yang dahulu adalah program studi Geografi. Dahulu awalnya, kami hanya berempat, lalu menjelang akhir studi sarjana, bertambah satu anggota kami. Sekarang Bollot Community berjumlah 5 orang. Diberi nama Bollot Community karena kami adalah cewek yang bollot. Eits, bukan bollot gangguan pendengaran atau oneng banget, tapi lebih karena kami santai dan kurang peka dengan isu-isu yang beredar di sekitar, walaupun memang kami mahasiswi “rata-rata”, hehe… Kami awalnya dipertemukan dalam kuliah yang sering bareng (karena jurusannya sama), praktikum bareng, ngerjain laporan bareng, lapangan bareng, akhirnya banyak ngobrol kami mempunyai banyak kesamaan walaupun juga mempunyai perbedaan dan masalah yang kami hadapi masing-masing. Kejadian kekonyolan kami yang bisa dikenang diantaranya yaitu waktu Ujian Tengah Semester (UTS) karena bebas memilih tempat duduk, kami memilih untuk duduk bersebelahan, sederet bangku (diberi jarak 1 bangku antar mahasiswa). Karena ada soal yang tak bisa kami kerjakan, kami selalu mengupayakan berbagai cara untuk bisa memenuhi lembar jawaban atas soal yang tidak bisa kami kerjakan dengan mencontek (*Tidak disarankan untuk ditiru). Sampai pengawas ujian hafal dengan polah kami dan ketika kami keluar bergiliran, lalu pengawas ujian berkata “Wah, ini satu per satu artis nya keluar…”. Bollot’ers tersebut adalah :

Afrinia Lisditya Permatasari (Frina)
Frina atau Pina ini anggota tertua BolCom. Dia lulus SMA tahun 2004, dan kuliah 1 tahun di Fakultas Psikologi salah satu universitas swasta di Yogyakarta, kemudian tahun 2005 dia ketrima di Program Studi Geografi Fakultas Geografi, dia memilih kuliah di UGM karena orang tuanya menginginkan dia kuliah di UGM. Frina anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya cowok, berusia 6 tahun di bawahnya. Frina anaknya cantik, berjilbab, rajin (paling rajin diantara Bollot’ers lain), gugupan, grusa-grusu, ceroboh, dan anak papi mami, hehehe… Pernah waktu dulu tahun 2006 kami jadi panitia Geospace (Ospek Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Geografi) Frina rencananya nginep di kostku selama ospek berlangsung. Karena rumahnya cukup jauh sedangkan panitia harus datang di kampus sebelum jam 5 pagi. Dia sudah membawa ubo rampenya untuk 3 hari. Dari pakaian, sepatu, sandal, jas almamater, pakaian tidur, toiletries, mukena, makanan, motor, dan lain-lain (udah kayak boyongan rumah), eh… malemnya pulang (selesai ospek hari pertama). Dijemput sama bapak ibu nya, barang-barangnya masih di kost-ku dan motornya dikendarai sopirnya. Frina kalau belajar, mengerjakan tugas, laporan dan ujian paling rajin. Dia selesai duluan kalau mengerjakan tugas dan laporan, kalau ngerjain soal ujian, dia selesainya paling akhir karena harus semuanya terisi dengan perfect, ga seperti yang lainnya yang kalo udah diisi ya udah, isi yang lain yang masih kosong. Ada banyak kebersamaan aku dengan Frina. Frina yang selalu menjemput dan mengantarku dari dan pulang kost ke kampus sebelum aku ada motor di Jogja, ngerjain tugas dan laporan karena kami sering mengambil mata kuliah dan jadwal praktikum yang bareng, kemana-mana berdua berboncengan dan kadang bergandengtangan sampai-sampai kami dicurigai "*****" :D Setelah selesai sarjana, Frina sempat beberapa bulan bekerja di sebuah bank menjadi teller, kemudia dia mengundurkan diri karena mendapatkan beasiswa melanjutkan studi nya di S2 Geo-Information for Spatial Planning and Risk Management Fakultas Geografi UGM. Saat ini dia sedang menyelesaikan thesis nya. Frina ini pengen keluar dari Jogja katanya, dia bosen sejak kecil lahir, tinggal, sekolah, kuliah, kerja di Jogja, bahkan kalau nikah sama pacarnya ini, orang Jogja juga. Chayooo Frinaaaa!

Ines Amalina Sekaruli (Ines)
Ines lahir di Semarang, orang tuanya di Semarang. Ines adalah anak kedua dari dua bersaudara, dia mempunyai 1 orang kakak cowok yang usianya selisih 2 tahun di atasnya. Sewaktu kuliah, Ines ikut tinggal bersama budhenya di Kusumanegara, kadang juga di Kasihan, Bantul. Ines anaknya setia kawan, tegas, pintar, suka ngotot, rapi, calon istri yang baik deh, telaten juga ambisius. Ines sekarang bekerja sebagai abdi negara di salah satu badan instansi pemerintah terkait dengan bidang Geografi, sekarang sedang menjalani pelatihan hingga pertengahan tahun depan di Jakarta. Saat kuliah, Ines sering jalan bareng aku, tidur di kosan ku, sekedar menunggu kuliah berikutnya atau nginep. Begitu juga dengan temen-temen bollot lain, istirahat kuliah sering berkumpul di kos an ku, sambil ngobrol, tidur, sholat, ngerjain tugas dan laporan bareng. Ines ini kalau udah nginep di kosan atau rumahku, suka cerita, curhat, kutinggal tidur. Hehehe… Maaf yaa Ines sayang. Kangeeenn jeng, kapan bisa kayak gitu lagi? Sukses buatmu yaa, sukses karier dan cinta! :D

Saka Kotamara (Rara)
Rara berasal dari Temanggung. Rara dua bersaudara, dia mempunyai 1 orang adik perempuan yang sekarang masih kuliah. Selama kuliah, di Jogja Rara tinggal di rumah eyang nya di Kotagede atau di Keparakan. Rara adalah satu-satunya anggota BolCom yang sudah menikah, November 2010 lalu. Sekarang dia dan suami sedang menungu kelahiran buah hati, yang InsyaAllah bulan depan lahir. Bakal jadi keponakan pertama di BolCom nih yaa… Congrats yaa jeng Rara sayaaaang :D Rara seneng berkecimpung di bidang entertainment, dia ikut kontes-kontes mendadak artis maupun kontes kecantikan. Hal ini didukung dengan wajahnya yang cantik dan tentunya berbakat, kreatif dan pantang menyerah, pe-de abis dan nekat. Dia pernah bekerja sebagai pembaca berita di Jogja TV. Dia sekarang bekerja di Rektorat UGM di bagian Humas dan Keprotokolan. Rara ini waktu kuliah sering tidur ketika berlangsung kuliah. Hanya menundukkan kepalanya, berkacamata, tangan kanannya memegang pulpen yang berdiri di atas buku yang terbuka, siapa yang menyangka kalau Rara sedang tidur. Haha… Beruntungnya dia, nggak pernah ketahuan dosen dan kami teman-temannya siap membangunkan dia kalau situasi genting (hampir ketahuan dosen atau ada quiz atau ditunjuk dosen untuk menjawab pertanyaan). Rara adalah temen di organisasi Bengkel Kesenian Geografi (Be-Ka-Ge) bersama ines juga. Kami bertiga pernah mementaskan teater ketika malam inagurasi ospek penerimaan mahasiswa baru Fakultas Geografi tahun 2006. Good luck, Rara sayang, selamat menanti kelahiran sang buah hati pertama... :)

Nurika Dwi purwanti (Nuri)
Nurika atau Nuri ini anggota terakhir BolCom yang gabung menjelang akhir studi kami di Fakultas Geografi hingga sekarang. Nurika aku akrabnya manggil dia “Sist”. Nurika dulu dari Jurusan Geografi Manusia, yang mulai 2007 hingga sekarang sudah bergabung menjadi Jurusan Geografi Ilmu Lingkungan bersama Geografi Umum dan Geografi Fisik Ilmu Lingkungan. Nurika masa studi nya paling cepat di antara kami, yaitu kurang lebih 3 tahun 8 bulan (Wisuda Periode Mei 2009). Frina, Ines, Rara bisa ikut wisuda periode Agustus 2009 sedangkan aku mengenakan toga paling terakhir diantara mereka, yaitu mengikuti wisuda sarjana periode November 2009. Nurika ini posturnya kecil, imut-imut, banyak yang mengira dia masih SMA. Kadang dia jengkel, kadang dia seneng juga katanya dengan hal itu. Dia seorang gadis yang tough, ambisius, tegas, pantang menyerah, percaya diri. Hobby dia menyanyi dangdut, dengan lagu andalannya “Kopi Lambada”. Pas acara kondangan Nurika ini mau menyumbangkan suara berliannya lhoo. :D Karena karakternya yang ga bisa diem, Nurika lulus sarjana bekerja sebagai tentor di sebuah bimbingan belajar swasta di Yogyakarta dan guru les privat SD, SMP, SMA mata pelajaran Geografi. Jam terbangnya cukup tinggi, pagi, siang, malam, Senin sampai Minggu dia bekerja tak lelah. Setelah itu Nurika juga pernah bekerja di sebuah bank milik pemerintah DIY sebagai teller. Nurika sering nginep di rumah yang kutempati, tiap weekend, kami sering jalan bareng sebelum dia akhirnya merantau ke Jakarta sebagai abdi Negara di instansi yang sama dengan Ines. Keinginan dia adalah jadi abdi Negara, dan Alhamdulillah keinginan itu sudah terkabul 2010 lalu. Nurika senang bermain gitar, hingga dia berhasil menciptakan sebuah lagu yang berjudul “Sayangku” special dia ciptakan dan dia berikan dengan iringan gitar dan nyanyian dia sendiri yang direkam di studio musik untuk teman dekatnya waktu ulang tahunnya. Bagus lhooo lagunya. Kalo diupload di Youtube bisa terkenal mendadak artis kamu sist. Hehehe. I Miss You, Sist…

Banyak sekali yang sudah kutulis tentang orang-orang yang aku sebut mereka : sahabat. Walaupun masih banyak cerita yang tak tertuliskan. Kebersamaan kita selalu kukenang sepanjang hidup. Saat kita tertawa, menangis, gelisah, ragu, dan semua cerita tentang kita, cerita tentang asa, tentang cita, tentang cinta kita adalah bagian dari perjalanan hidupku. Ada yang mengatakan bahwa “Jika kamu ingin tahu seseorang, lihatlah lingkungannya. Lihatlah teman-temannya”. Sikap seseorang tidak terpaut jauh dengan sekitarnya dan perilaku seseorang dipengaruhi pula oleh lingkungannya.

Dear best friend,
You’re stupid
You fail
You're weird
You're not perfect
But, that's okay
I'm like that, too
We laugh at the randomest things
You know my ugliest side
Even though we disagree sometimes, we never fight
When I'm sad, you were always there to make sure that i'm okay
Thanks to being there for me
I love you, my fellows…

-Memmy-

Senin, 24 Oktober 2011

Cantik

A : “kamu cantik ya!”
B : “iyalah… cewe ya cantik, masa ganteng? Hehehe”.
A : “haahhh???” (melongo Mode On)

Jawaban yang santai, simple dan masuk akal bukan?
Setiap wanita tentu ingin dinilai cantik, ingin terlihat cantik dan berusaha selalu tampil cantik. Setiap orang mempunyai pemikiran yang berbeda-beda untuk mendefinisikan kriteria untuk seorang wanita bisa dikatakan cantik. Tapi seperti apa sebenarnya wanita cantik itu?

Menurut saya, cantik adalah kombinasi antara smart, pe-de, mandiri dan berkarakter.
1. Smart
Smart berarti pintar, berpengetahuan luas sehingga nyambung ngobrol bahas topik apa aja. Pintar nggak harus juara 1 sekelas, sekabupaten, se-Indonesia atau sedunia, tapi bisa membawa suasana. Bisa menempatkan diri pada situasi, tangkas merespon keadaan sekitar.

2. Percaya Diri (Pe-De)
Wanita yang percaya diri itu terlihat cantik. Wanita sensitif dengan masalah berat badan. Yang merasa berat badannya lebih, pengen bisa lebih langsing, yang merasa kurus pengen tambah gemuk. Pengen punya tubuh yang proporsional lah intinya. Girls, Pe-De aja lagi! Justru dengan Pe-De, kita terlihat cantik. Nggak perlu mempermasalahkan kekurangan, tapi yang lebih penting adalah bisa menjadikannya sebagai kelebihan dengan Pe-De. Awas! Kalo percaya diri nya berlebihan itu namanya narsis. Beda tipis lho antara Pe-De sama narsis. Hehehe…

3. Mandiri
Ada pembicaraan antara dua orang (cewek dan cowok):
Cowok : “Aku suka kamu, kamu cewek yang mandiri dan ga manja. Kamu bisa kemana-mana sendiri.”
Cewek : “Oh, thanks ya. Hehe… Tapi bukannya cowok itu seneng kalo ceweknya manja?”
Cowok : “Tergantung manjanya seperti apa. Kalo manjanya ‘menye-menye’ ya guwak kalen wae”
Cewek : “Hahaha…” *ngakak denger statement nya.
Tahu kan girls kalo cowok itu seneng sama cewek yang cantik. Nah, kalau mandiri jadi salah satu kriteria sebagai cewek cantik, ga ada salahnya kan kalo kita mandiri? Manfaat mandiri selain membuat simpatik cowok yang kamu sukai, juga bermanfaat buat diri sendiri. Sebaiknya jangan bergantung kepada orang lain terus. Karena segala sesuatu di dunia ini hanya sementara :).

4. Berkarakter
Cantik itu yang berkulit putih bersih, tinggi semampai, body bagus, langsing, rambut panjang, dan lain-lain. Kebanyakan orang menilai cantik adalah seperti tersebut. Hal ini adalah cantik secara fisik (power of sexuality). Lebih dari itu, kriteria wanita cantik adalah berkarakter. Di jaman sekarang, mudah sekali kita temui wanita yang seperti itu. Sekarang malah susah mencari wanita yang ngga cantik. Pusat-pusat kecantikan, dokter kecantikan, perawatan-perawatan tubuh dan kecantikan dari salon, dan sebagainya, teknologi dan trend model pakaian serta accessories menawarkan sesuatu yang dapat mengubah penampilan wanita menjadi cantik. Dengan harga bersaing dan cukup terjangkau. Siapa saja bisa menjadi cantik, siapa saja bisa menjadi artis. Hehehe… Karena kalau dulu artis ya itu-itu saja, sekarang artis dimana-mana dan siapa saja bisa jadi artis, entah cuma semusim.
Kembali lagi ke cantik yang berkarakter. Seorang wanita identik dengan kasih sayang, lemah lembut, perhatian, pandai merawat diri sendiri maupun orang lain, telaten, dan sebagainya. Nah, karakter-karakter tersebutlah yang biasa dijadikan kriteria untuk menilai kecantikan. Namun di luar itu, ada sisi lain yang tidak mengharuskan seseorang dikatakan cantik karena hal-hal tersebut. Mungkin seorang cewek yang cuek, kulit hitam manis, penampilan apa adanya tanpa make-up, pakaian ngga up to date, care, ga cengeng, adventurer menyukai kegiatan-kegiatan memacu adrenaline dan petualang sejati, mau mendengar, solutif, murah senyum, ramah, dan lain-lain yang bisa menarik simpatik orang, yang bisa membuat dirinya terlihat cantik. Hal ini karena karakternya yang berkepribadian, apa adanya, tidak dibuat-buat, herself. Jadilah dirimu sendiri. Satu yang perlu kita ingat : “Setiap wanita adalah cantik apa adanya”.

Jadi, nggak perlu ke salon atau ke pusat-pusat kecantikan dan ngerogoh kocek mahal-mahal buat cantik kan? Kecantikan fisik yang nampak seperti kulit putih, rambut panjang, tinggi semampai, body langsing dan seksi berisi, dan sebagainya itu adalah Power of Sexuality yang dapat hilang seiring dengan bertambahnya usia dan faktor-faktor yang tak terduga. Namun Power of Inner Beauty (4 hal yang kusebutkan di atas) tak akan lapuk termakan apapun dan tidak dijual bebas di pasar. Hanya kita sendirilah yang bisa mengusahakannya, girls! Love yourself, every girl is beautiful as herself.

-Memmy-