Selasa, 29 Januari 2013

Evolusi HandPhone yang Pernah Menemaniku

Berbicara tentang kata "Evolusi", pastilah pertama kali terbayang di fikiran kita yaitu "perubahan".
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. (Sumber : Wikipedia).
Dalam tulisan ini, saya tidak akan membahas lebih lanjut mengenai evolusi, teori evolusi maupun kaitannya dengan organisme, populasi atau mendetail lingkup kajian Biologi, namun saya hanya meminjam istilah evolusi untuk perubahan yang terjadi pada gadget (HP) yang pernah menemani dan mendukung kelancaran saya berkomunikasi selama ini.
Juga tidak ada maksud sama sekali untuk pamer (faktanya juga handphone-handphone yang pernah dan sedang saya miliki fitur dan harganya ringan di kantong, hehe).
Just review aja pokoknya... Biar suatu saat nanti bisa dikenang atau barangkali dibaca anak cucu saya :D
Inilah handphone yang pernah menemani dan membantu saya dari edisi pertama kali (jadul) hingga saat ini, check it out :

Nokia 3310
Nokia 3310 adalah HP pertama saya. Dibeli 2nd di Toko HP di Rembang, harganya Rp 450.000,- waktu itu, bulan Februari tahun 2003 kalau tidak salah ingat. Sekalian beli kartu perdana Mentari waktu itu, harganya Rp 30.000,-. Dengan nominal itu (Rp 480.000,-), HP dan kartu perdana tersebut dibeli dengan patungan dari uang tabungan yang saya kumpulkan dari uang saku dari saudara-saudara (kurang lebih Rp 250.000,-) ditambah uang bapak dan ibu.
Nokia 3310 cukup populer dan banyak dimiliki orang waktu itu. Dengan kualitas yang sudah bagus di waktu itu. HP tua, simpel.
Fitur yang ada di HP Nokia 3310 yaitu layar mono chrome (kuning), mono ringtone (belum poliphonic atau istilah saya poliklinik, hehe), beberapa game (snake), SMS, telpon dengan kapasitas phonebook terbatas hanya ratusan (tidak ribuan atau unlimited seperti HP-HP sekarang. Pokoknya minimalis banget lah HP ini...
Yang saya suka dari HP ini adalah casingnya dapat diganti-ganti dan waktu itu saya mempunyai banyak koleksi casing berwarna-warni.
Ketika itu saya, bapak, mas dan pacarnya (sekarang sudah menjadi istrinya) juga memakai HP ini dan banyak teman sekolah yang juga menggunakan HP ini.

Nokia 3315
Fitur Nokia 3315 secara umum sama dengan Nokia 3310, bedanya untuk Nokia 3315 pengunci tombolnya (keypad locked) bisa otomatis dan diatur waktunya, sedangkan untuk Nokia 3310 belum memiliki fitur ini.
Dalam hal ini saya tidak ganti handphone, saya hanya meng-upgrade Nokia 3310 menjadi 3315 :D
Ohya, waktu di sekolah saya biasa menggunakan profil silent atau vibrate (hanya getar, tidak ada suara).
Fitur seperti ini sudah tersedia di Nokia 3310 dan Nokia 3315. HP ini masih saya pakai hingga kuliah dan terkadang ditukar pakai dengan bapak dan benar-benar say goodbye ketika HP ini diberikan ke kakak sepupu. Awet dan paaasss gitu di genggaman tangan.


Nokia 2300

Nokia 2300 ini saya beli 2nd juga (waktu itu belum mampu beli HP new... Hehe) pada tahun 2004 seharga 600 ribuan.
Alasan saya upgrade ke HP ini karena ingin fitur bertambah. Yaitu ringtone yang sudah polyphonic (ga poliklinik lagi :D ), ada fitur radio, headset dan bentuknya lebih manis dan lebih kecil. Untuk tukar tambah dengan HP ini dari hasil mengumpulkan uang saku dan tabungan yang saya kumpulkan... hehehe.

Nokia 3100
Tahun 2005 (Akhir kelas 3 SMA) saya menukar tambahkan handphone menjadi Nokia 3100. Lagi-lagi beli 2nd... Seharga Rp 750.000,- dari hasil menabung. Saya membeli HP ini karena fiturnya sedikit di atas HP sebelumnya, yaitu layar berwarna 4096 color, dimensi lebih kecil dan ringan, suara polyphonic dengan kualitas lebih baik. Selain itu untuk karakter SMS lebih banyak. HP ini saya gunakan hingga tahun pertama dan kedua kuliah.

Samsung Fren SCH-N356
HP Samsung Fren CDMA ini fiturnya sangat minimalis. Dengan nomor yang sudah melekat di ponsel (tanpa simcard) dan waktu itu belum bisa diinject (di unlock) untuk operator lain. Dengan fitur SMS yang hanya memuat 2 baris per layar, ringtone polyphonic, layar mono chrome, dimensi slim. Waktu itu HP ini dibeli 2nd seharga Rp 150.000,-. Hanya untuk berkomunikasi (telepon) sesama fren tarifnya murah Rp 350,- per jam kalau tidak salah ingat. Hehe... Murah sekali untuk ukuran anak sekolah atau anak kost. HP ini saya pakai di tahun pertama dan kedua kuliah. Nasibnya sekarang lowbat dan matot, dimusiumkan :D

Nokia 6030
Nokia 6030 ini dibeli new, harganya berapa saya lupa. Yang pasti tidak sampai 1 juta, hehe... *tetep murah. Dibeli awal tahun 2007. Dalam pemakaiannya, saya bertukar pakai HP ini dengan bapak. HP ini dimensi di genggaman tangannya mirip dengan Nokia 3310. Fiturnya sekelas dengan Nokia 3100. HP ini yang cukup sering dan paling lama menemani hari-hari saya di lapangan (semasa kuliah). Menemani waktu KKL II di Parangtritis (Juli 2007) biasa saya kalungkan khas anak lapangan sambil membawa board untuk alas menulis dan pulpen. Ditambah fasilitas stopwatch dan alarm sangat membantu kegiatan saya di lapangan waktu itu.

Huawei Esia C-2801a
HP ini saya beli tahun 2008-an, menjelang akhir masa studi kuliah. Karena lihat promo HP murah Esia dari Huawei yang sudah diunlock (bisa untuk kartu CDMA selain Esia) maka saya membelinya, seharga Rp 299.000,- dengan garansi 1 tahun. Rencananya HP ini dipakai untuk keperluan bisnis (diisi nomor CDMA Flexi) kecil-kecilan waktu itu. Mungkin lebih tepatnya disebut berdagang atau berjualan saja sih. hehehe...
Selain untuk keperluan itu, saya biasa menggunakan HP ini untuk berkomunikasi (telepon) dengan kakak yang berada di Manado, karena tarif sesama Flexi sangat murah. Soalnya kalau udah curhat sama mbak ipar dan mas bisa laaamaaaa dan satu lagi, ngobrol dengan keponakan pertama si Alif. Mereka waktu itu pulang Jawa 2 tahun sekali, jadi keberadaan HP ini sangat efisien :D
HP ini masih ada sampai sekarang, Namun karena mas, mbak dan keponakan-keponakan sudah mutasi ke Jawa dan jarang sekali bahkan tidak ada keperluan untuk berkomunikasi dengan sesama operator ini, maka tidak saya pakai. Hemat anggaran juga euy :D

LG KU250
Finally!!!
Inilah HP camera pertama saya :D
Dari sejak SMA saya ingin sekali punya HP bercamera, baru tahun 2008 kesampaian...
LG KU250 ini kubeli baru seharga Rp 975.000,- (kalau tidak salah ingat). Dari hasil menabung uang saku dan beasiswa yang saya dapatkan ketika kuliah. Dengan fitur layar 256ribu warna, 1.7", polyphonic, warna hitam dengan casing plastik dan keyboard dari bahan karet, membuat LG KU250 ini ringan dan body yang slim. Hanya saja ketika dipakai mengetik SMS bunyinya cukup "berbunyi". Fitur andalan yang memaksa saya untuk membeli HP ini adalah kemampuan 3G yang didukung oleh dual camera (depan dan belakang). Dengan main camera 1.3 Mega Pixel dan secondary camera VGA, HP ini sudah mampu menghasilkan jepretan foto yang bersih dan tajam serta mendukung untuk video call (dengan secondary camera).

Sony Ericsson P1i

Nokia 1616

Blackberry Curve 8520 White


Lenovo Ideaphone S880



-Memmy-


Pantai Indrayanti, Kuta-nya Jogja

Pantai Indrayanti merupakan salah satu pantai di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai Indrayanti ini belum lama "ngeksis" di Yogyakarta. Namun, hingga saat ini Pantai Indrayanti menjadi sangat populer untuk turis lokal, domestik dalam kota Yogyakarta, kota-kota lain maupun mancanegara.
Pantai Indrayanti berlokasi di Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia tepatnya pada koordinat GPS S8°9'1.22" E110°36'44.1".
Hari Minggu kemarin saya bersama adik sepupu menyempatkan diri untuk berekreasi menikmati keindahan pantai Indrayanti ini. Sempat terdorong oleh penasaran juga, "Kayak mana sih Pantai Indrayanti yang kata orang bagus itu?"
Minggu pagi kami berangkat dari rumah menuju Pasar Pagi di Lembah UGM untuk sarapan, kemudian tepat jam setengah 10 kami meluncur ke Pantai Indrayanti. Dengan berbekal petunjuk via SMS yang saya dapat dari teman, kami melaju menuju Pantai Indrayanti.
Alhamdulillah.. Petunjuknya akurat, tanpa nyasar. Dan sampailah kami di gerbang masuk, membeli karcis masuk area pantai per orang Rp 5.000,-. Karcis ini dapat digunakan untuk memasuki pantai-pantai lain.

Di Gunung Kidul memang terdapat banyak pantai. Pantai-pantai tersebut ada yang sudah dibuka untuk wisatawan dan dikomersialkan maupun yang belum dikembangkan. Diantaranya adalah (urut dari yang terletak paling barat atau paling dekat dengan Loket Penjualan Karcis Masuk) Pantai Baron, Pantai, Kukup, Pantai Krakal, Pantai Drini, Pantai Sundak kemudian Pantai Indrayanti. Pantai Indrayanti ini terletak kurang lebih 8 km dari Pantai Baron.

Sesampai di Pantai Indrayanti, kurang lebih jam 11.00. Terasa lebih rileks menikmati pemandangan pantai dengan pasir putih, karang, arus ombak yang deras khas pantai selatan. Sekilas terbayang Pantai Tanah Lot dan Pantai Kuta di Bali, karena view dan suasana di Pantai Indrayanti ini memang mirip dengan kedua pantai tersebut.
Cuaca cerah yang tidak terik menambah semangat untuk lebih dalam mengenal pantai ini. Dengan pengunjung yang sudah ramai sekali, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua, laki-laki perempuan, muda-mudi berpacaran sampai keluarga. Dan mereka punya cara masing-masing untuk menikmati pantai.
Ada yang berenang dan main air di pinggir-pinggir pantai, ada yang beramai-ramai mengubur salah satu temannya dengan pasir laut, ada yang berfoto ria, ada pula yang duduk santai di tepi pantai menikmati pemandangan di depannya dengan payung dan beralaskan tikar sambil memakan bekal makanan yang mereka bawa, dan lain sebagainya.

Salah satu fasilitas di Pantai Indrayanti yang tidak terdapat di pantai-pantai lain di Yogyakarta adalah terdapat payung-payung beserta tikarnya yang disewakan di pinggir-pinggir pantai. Hanya dengan Rp 20.000,- wisatawan dapat bersantai dan menikmati pantai di atas tikar dan tidak kepanasan karena terlindungi payung, sepuasnya, tidak ada batasan waktu. Ada fasilitas lain persewaan Jet Sky. Wisatawan dapat mengarungi Pantai Indrayanti dengan menggunakan Jet Sky. Namun, perlu hati-hati karena derasnya ombak di pantai ini. So Cozy, bukan?

Selain itu, wisatawan dapat menikmati keindahan pantai dari atas tebing. Untuk menuju kesana dapat dengan jalan kaki. dari atas tebing dapat menikmati pemandangan lepas pantai maupun pemandangan wisatawan di tepi pantai. Very nice and comfortable pokoknya...

Foto : View Pantai Indrayanti dari atas tebing (Diambil dengan Kamera Lenovo IdeaPhone S880, 27 Jan 2013 Pukul 11.06 WIB)

Pantai Indrayanti ini memang sudah dikembangkan untuk pariwisata dan komersial. Didukung dengan fasilitas tempat makan, resto yang menyajikan hidangan ala pantai yaitu beragam masakan ikan maupun sea food, pedagang-pedagang asongan yang menjual minuman, snack, mie instant, kopi, soft drink maupun kelapa muda. Pedagang-pedagang tersebut menempati warung kecil mereka di tepi pantai dan untuk resto berlokasi di tepi pantai atau di sekitar pantai dengan pengunjung tetap dapat menikmati view pantai di depannya. Harga yang mereka berikan cukup terjangkau. Misalnya saja kelapa muda (utuh dari buahnya) Rp 8.000,-, Nasi Cumi goreng tepung Rp 24.000,-, Nasi ikan crispy Rp 18.000,-, Air mineral Rp 5.000,-, dan sebagainya.
Di sekitar pantai terdapat homestay, pondok-pondok penginapan untuk wisatawan.
Dengan area parkir yang luas, di Pantai Indrayanti mampu untuk menampung motor, mobil, maupun bus para wisatawan.
Fasilitas pendukung lainnya yaitu adanya kios-kios souvenir atau cinderamata khas pantai ini. Misalnya kaos dengan sablon tulisan dan gambar pantai Indrayanti, topi, kacamata, dan sebagainya. Harganya juga sangat terjangkau.

Yang menurut saya masih kurang dari keberadaan Pantai Indrayanti ini dan dapat dijadikan masukan untuk pembangunan dan perkembangan selanjutnya adalah akses atau prasarana jalan menuju kesana. Jalan menuju ke Pantai Indrayanti (atau pantai-pantai lain di Gunung Kidul) sempit. Dengan kondisi medan yang berkelok-kelok, lebar jalannya hanya dapat untuk dilewati sebuah bus. Sehingga apabila terjadi simpangan bus dengan bus, bus dengan mobil harus salah satu mengalah atau berhenti dahulu dan kembali berjalan setelah kendaraan yang lainnya sudah lewat.
Selain itu, perlu ditambahnya petunjuk arah menuju Pantai Indrayanti ini.

Bagi para wisatawan, adventurer, atau yang bingung mau liburan kemana...
Pantai Indrayanti ini dapat dijadikan salah satu referensi tempat wisata yang terjangkau jaraknya maupun ongkosnya. Gak perlu jauh-jauh dan dalem-dalem ngerogoh kocek buat ke Bali deeeh... Cukup ada disini, Jogja kita sendiri... :D



-Memmy-