Senin, 27 Januari 2014

Kunjungan Pertama, RSKIA Sadewa - dr. Yasmini Fitriyati, SpOG

Lanjutan tulisan sebelumnya... :D

Tepatnya lanjutan kisah atau awal perjalanan kisah, ya?
Baiknya gimana, yang penting lanjut saja. Hehehe.

Tanggal 22 Agustus 2013, hari Kamis. Hari pertama kami melakukan kunjungan ke SpOG, untuk memastikan apakah aku benar-benar positif hamil? (secara medis)
Sebelumnya, aku ke RS untuk menanyakan informasi jadwal praktek SpOG dan mencari tahu informasi lainnya.
Dari brosur yang kudapatkan, kami jadi tahu jadwal praktek SpOG dan peraturan untuk periksa SpOG.
Diantaranya adalah untuk dapat periksa atau berkonsultasi ke dokter harus mendaftarkan diri terlebih dahulu.
Mendaftar sebagai calon pasien RSKIA Sadewa (diberikan kartu pasien), yang berisi, dan mendaftar sebagai pasien SpOG siapa.
Berikut ini adalah kartu pasien RSKIA Sadewa.

Kemudian mendaftar kunjungan kepada SpOG siapa, dilayani mulai pukul 07.00 via telepon maupun datang langsung. Lebih baik daftar langsung di receptionist RSKIA Sadewa, karena line telepon sangat sibuk pada jam pendaftaran ini.
Kemudian setiap pasien mendapatkan kartu berwarna hijau sebagai kartu pemeriksaan dan kartu ini nantinya ditinggal di RS, diisi oleh SpOG tentang perkembangan kehamilan.
Isi kartu ini diantaranya adalah tanggal kunjungan (diisi oleh recepcionist), tekanan darah pasien (diisi oleh perawat), hasil pemeriksaan (diisi oleh SpOG).

Kunjungan pertama waktu itu aku lupa mendapatkan nomor antrian berapa. dr. Yasmini mulai praktek jam 13.00. Berarti aku harus izin meninggalkan kantor sebelum jam tersebut. Untungnya rekan kerja dan atasan kantorku sangat toleransi dan memberikan izin.
Dengan didampingi suami, kami pun menanti giliran diperiksa. Pemeriksaan kali ini, kami hanya ingin memastikan apakah aku benar-benar positif hamil sambil membawa bukti test pack yang bergaris strip 2 itu dan menunjukkannya ke dokter.
Sebelum diperiksa SpOG, pasien wajib mengukur tekanan darah dan berat badan dengan perawat. Hasil pemeriksaan, tekanan darahku normal yaitu 110/70 dengan berat badan 49 kg. Selain itu ditanyakan pula kapan HPHT (Hari Pertama Haid terakhir) untuk mengetahui prediksi HPL (Hari Perkiraan Lahir). Untungnya... Aku masih ingat betul HPHT :D

Tibalah giliranku diperiksa. First sight dengan dr. Yasmini >> Keibuan, berjilbab, kalem, tidak banyak bicara. Kami cocok saja dengan performance beliau :)
Kami pun mengutarakan maksud kami, tidak banyak percakapan, dokter dengan dibantu asistennya membimbingku ke bed periksa dan meng USG perutku. Ini pertama kalinya aku di USG :D
Alhamdulillaah... Hasilnya benar! Aku positif akan menjadi ibu.
Ini hasil USG nya... Janin sudah berumur 8W +- 3D (W = week = minggu, D = day = hari).

Aku dan suami tersenyum bahagia, sambil terus berusaha menggali informasi sebanyak-banyaknya dari foto USG yang kami dapatkan.
Kunjungan pertama ini tidak lama, karena kami belum tau dan belum menyiapkan pertanyaan apalagi yang perlu kami tanyakan kepada dokter. Dokter berpesan untuk hati-hati dan jaga kesehatan, memberikan suplemen asam folat (folacom) sebanyak 30 tablet kecil yang harus diminum setiap hari 1 tablet dan meminta kami kembali periksa sebulan kemudian.
Sepanjang jalan hingga sampai rumah, suami terus bercanda "Kok ga ada yang mengucapkan "Selamat! Anda akan jadi Ayah."" seperti di TV atau sinetron-sinetron. Minimal dokternya.
Hahaha... Ada-ada saja lho :p

-Memmy-

Pencarian SpOG

Setelah 4 Agustus 2013 lalu diketahui dua garis strip di test pack (yang artinya aku positif hamil), maka langkah selanjutnya adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang SpOG (dokter kandungan) dan tempat periksa serta bersalin di Yogyakarta.
Ternyata... Tak semudah merebus air lho, readers!
Kumulai mengumpulkan informasi dari teman-teman yang sedang gamil, sudah pernah melahirkan, teman kerja, teman kuliah, maupun om Google juga terlibat. Untuk urusan ini, aku dan suami sepakat untuk menggunakan SpOG wanita dan (kalau bisa) muslim. Begitu pula dengan Rumah Sakit Bersalinnya, dan jaraknya yang dekat dengan rumah, juga biaya yang ringan di kantong dengan kualitas yang bagus.

Alhasil, aku mendapatkan banyak informasi yang sangat membantuku menentukan pilihan.
Berikut ini beberapa informasi Rumah Sakit atau Tempat Bersalin dan SpOG yang kudapatkan :

1. RS Panti Rapih;
Lokasinya dekat dengan kantorku bekerja, cukup dekat dengan rumah tinggalku, yaitu di dekat Bunderan UGM. Tempatnya bersih, pelayanannya bagus (menurut informasi dari teman yang pernah melahirkan disana), dokter profesional. Namun dari informasi yang kudapatkan, biaya disana agak tinggi. Kutampung dulu informasi ini.

2. RS Sardjito;
Lokasinya dekat sekali dengan tempatku bekerja, dan kurang lebih 9 km dari rumah. Aku mendapatkan informasi ini dari teman kuliahku yang waktu itu sedang hamil juga dan periksa di sini. Ada klinik khusus di RS Sardjito untuk melayani kehamilan/ persalinan yaitu Permata Hati. Tapi mmm... tarif disana tinggi (katanya). Kusimpan dulu lah sebagai bahan referensi.

3. RS PKU Muhammadiyah;
Jika menginginkan SpOG wanita, disini salah satunya. dr. Muzayanah. Selain itu di sini adalah RS Muslim. Namun karena menurutku jaraknya yang cukup jauh dari rumah (dekat Malioboro atau sekitar 14 km), maka diam-diam aku mencoret nya. Hehehe...

4. RS Bersalin Sakina Idaman;
Informasi ini kudapatkan dari teman kerjaku dan dosenku yang pernah konsultasi dan melahirkan disana. Di RS ini juga ada SpOG wanita. Lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah, yaitu di Jalan Monumen Jogja Kembali. Tarifnya juga sudah kudapatkan, yaaah... sementara simpan dulu :)

5. Klinik Bersalin di daerah patang Puluhan;
Informasi ini kudapatkan dari adik kelasku yang pernah melahirkan disana, namun segera kuputuskan untuk tidak memasukkannya dalam nominasi karena jarak yang cukup jauh dari rumah dan SpOG nya pria.

6. Klinik Bersalin di Jalan Godean;
Informasi ini kudapatkan dari adik kelasku juga, tarifnya katanya murah sekali, namun akhirnya kuputuskan juga untuk tidak menggunakannya karena jarak yang jauh dari rumah.

7. RS Jogja International Hospital;
Beberapa teman menyarankan untuk menggunakan Rumah Sakit dan SpOG di sini, karena lokasinya yang dekat dengan rumah (di Ring Road Utara), pelayanan bagus, alat modern, SpOG juga ada wanita.
Namun, menurut informasi dari berbagai sumber, biaya di RS ini sangat tinggi. Bisa hingga 3x lipat dibandingkan di tempat lain.

8. RSKIA Sadewa.
Informasi ini kudapatkan dari beberapa temanku. Menurut informasi mereka, ada RS bersalin yang pelayanannya bagus, tarifnya murah dan ada SpOG wanita yaitu di RSKIA Sadewa ini. Lokasinya juga tidak jauh dari rumah (di Babarsari).
Dari informasi-informasi yang kudapatkan tentang RS ini, sepertinya 60% sudah klik di sini. Selanjutnya kucaritahu siapa saja SpOG dan yang recommended. Beberapa teman yang memberitahuku, menyebutkan dr. Yasmini Fitriyati, SpOG. Dokter ini wanita (sesuai kriteria yang kucari), muslim (yes), dan katanya ramah, baik hati (nice dong! harapanku).
Selain beliau, beberapa temanku memberitahu nama-nama SpOG lain yang ada disana, antara lain dr. Hasto Wardoyo, SpOG., dr. Shofwal Widad, SpOG, dll. Karena ada teman sekantor juga yang periksa kandungan di RSKIA Sadewa ini jadi cukup komplit informasi yang kudapatkan.

Setiap informasi yang kudapatkan selalu kusampaikan kepada suami dan kami pertimbangkan berdua.
Akhirnya pilihan kami jatuh pada yang terakhir yaitu di RSKIA Sadewa (SEMAR) dengan SpOG dr. Yasmini Fitriyati, SpOG. Dengan pertimbangan kualitas bagus, lokasi terjangkau dari rumah, SpOG wanita dan muslim serta biaya terjangkau. Untuk anak, apalagi anak pertama kami sepakat untuk mendapatkan dan memberikan yang terbaik untuk calon anak kami. Aamiin.
Dan ternyata pemilik RS ini adalah salah satu SpOG di RS ini juga dan beliau juga menjavat sebagai Bupati Kulonprogo, dr. Hasto Wardoyo, SpOG.

Segera setelah kami memutuskannya, kami pergi kesana untuk memeriksakan kehamilanku (versi medis) :)
Ini lho... RSKIA Sadewa (SEMAR) yang menghadap ke timur. Lokasinya tidak terlalu luas, dengan bangunan 3 lantai.

Gambar diambil dari website RSKIA Sadewa : www.rskiasadewa.com

-Memmy-

Selasa, 21 Januari 2014

Positif Sensitif *Ups!

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Ini posting pertamaku di tahun 2014.
Sebenernya banyak banget yang pingin dibagi di blog, tapi karena beberapa alasan (belum bisa menyempatkan waktu untuk menulis, dan keterbatasan alat *belum ada smartphone lagi, hehe... dan lain-lain yang bisa dijadikan alasan lah) maka baru sekarang ini mulai menulis lagi.

Kumulai tulisan pertamaku ini dengan berbagi cerita tentang kehamilanku (Ups, tau tau udah hamil aja yak... Padahal pingin juga berbagi cerita tentang persiapan pernikahan dan acara pernikahanku kemarin, InsyaAllah lain hari... )

Ketika menulis ini, usia kehamilanku sudah 30W + 1 D :D
Waaaah, tinggal beberapa minggu aja nih ya mau lahiran... Huhuhu

Aku menikah tanggal 15 Juni 2013. Sepanjang hari setelah menikah kujalani hari-hari have fun bersama suami terus. Sebelum menikah kami berdua sepakat untuk tidak menunda untuk punya buah hati, tapi tidak juga ngotot ngarep-arep dag-dig-dug untuk mendapatkannya... Slow but sure gitu kali ya istilahnya.
Sampai pada akhirnya aku merasakan keanehan pada tubuhku. rasanya pegal-pegal, ngantuk dan sering tidur (kalau ini sih udah biasa :D ), demam. Tanpa mual dan muntah juga ga terlalu pingin ini itu lho...

Waktu itu bulan Ramadhan dan aku masih menjalankan ibadah puasa dengan lancar. Setelah menstruasiku terlambat 11 hari (seharusnya menstruasi tanggal 24 Juli), aku dan suami memutuskan untuk mengetes kehamilan pada Minggu, 4 Agustus 2013 sebelum mudik Idul Fitri ke kampung halaman. Alhamdulillaah... memang betul menikah itu membuka pintu rezeki. Dari hal terkecil pun aku menyadari itu... test pack yang kupakai tidak perlu membeli. Karena beberapa hari sebelum dipakai, aku mendapatkan 1 buah test pack gratis dari teman kantor yang tidak jadi menggunakannya karena ternyata beliau mendapatkan menstruasi.
Waktu memberikan test packnya, Bu Wiwik memberitahuku juga cara pemakaiannya.
Akhirnya aku memakai test pack ini pada hari Minggu, 4 Agustus bangun tidur sebelum maem sahur (karena menurut aturan, test pack efektif dan akurat hasilnya ketiga digunakan pada air seni pertama di pagi hari setelah bangun tidur). Dengan sebelumnya aku pun membaca aturan pakainya. Baru pertama kali juga menggunakan test pack.
Setelah didiamkan beberapa menit, kami berdua melihat hasilnya bersama. Dengan menggunakan test pack gratis yang katanya harganya mahal dan lebih akurat (dibandingkan merk lain) kami pun yakin dengan hasil ini.


DUA GARIS yang terlihat!
Yang artinya aku POSITIF hamil!
ALHAMDULILLAAH... Aku dan suami senang. :D
Lalu setelah itu kami melanjutkan maem sahur, sholat shubuh dan menelepon kedua orang tua maupun mertua membagi berita bahagia ini.
Walaupun test pack menunjukkan hasil positif, kami ingin memastikannya secara medis yaitu dengan periksa ke dokter kandungan. Namun untuk urusan ini kami sepakat untuk melakukannya setelah Idul Fitri sambil mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang SpOG bagus di Yogya.

Pagi pun tiba... Jam 07.00 WIB tepat kami meninggalkan Yogyakarta untuk mudiiiiik dengan berbagai macam barang dan makanan dalam mobil, dengan membawa sebuah kabar bahagia untuk orang tua dan keluarga dan dengan kehati-hatian karena menjaga seorang yang kami nantikan :)


-Memmy-

Senin, 25 November 2013

Oleh-Oleh Malam Minggu

Haiii, Readers... Haiii, My Blog...
Apa Kabar?
Hampir setahun aku ga berbagi tulisan disini ya.
Karena sibuk persiapan nikah kemarin, sibuk kerja dan ngurusin perut... Ups :D

Kali ini aku mau berbagi cerita (Happy).
Malem minggu kemarin (23 November 2013) setelah aku dan suami seharian jalan-jalan cari-cari sesuatu (Aamiin), setelah maghrib dan maem di Bale Ayu Giwangan, aku usul sama suami untuk jeng-jeng ke Amplaz. Niat awalnya beli produk Wardah karena dapat voucher Rp 20.000,- (Lumayan laaahhh, Hehehe).
Suami pun setuju dan akhirnya kami menghabiskan malam minggu di Amplaz, lewat Ringroad.

Tujuan utama udah kesampaian, Voucher dibelikan Body Mist Eternal seharga Rp 64.000,- jadi masi nombok Rp 46.000,-.
Lalu seperti biasa... Kami menyusuri sepanjang outlet dan sepanjang lantai Amplaz... Mata mengarah ke TIMEZONE!
yang kebetulan kemarin lagi ada promo. Akhirnya kami sepakat buat ngisi Powercard-ku dan main biar rileks dikiiitt, hihihi. Kaya anak muda gituuuh.

Pertama ngikutin promo dari Hypermart, dimana kalau isi minimal Rp 25.000,- dan menunjukkan kartu Hi-Card (kartu membernya Hypermart swalayan)dapat bonus saldo 50%, dan free 5 game (berlaku untuk game yang tidak mengeluarkan tiket, foto, dll) jadi kemarin ngisi Rp 25.000,- dapat pulsa Rp 37.500,-.
Sedangkan saldo ku sebelumnya Rp 29 ribuan... Jadi Ada Rp 66 ribuan.
Note : Hypermart Swalayan belum lama opening di Yogya tepatnya di Jogja City Mall Jalan Magelang 14 November kemarin, dan seperti biasa aku langsung mendaftar membernya. :D

Kami pun mulai bermain, kebanyakan yang bermain suami. Basket, dan lain-lain. Dan tak lupa main "plung-plung-an"
(entah apa nama game nya, kami menyebutnya seperti itu :D )Sampai tak terasa saldo habis tinggal beberapa ratus rupiah. :(
Seratusan lebih tiket yang kami dapatkan. Termasuk beberapa lembar potongan 2 tiket, 1 tiket, 3 tiket hasil dari permainan yang ga profesional ini. :D :D

Jam masih menunjukkan jam 8 an malam, sepertinya kami berdua kompak untuk belum ingin pulang dan masih ingin melanjutkan permainan. Dan di dalam hati aku ingin sekali membawa pulang salah satu hadiah yang terpajang di TimeZone malam itu (Bantal Despicable).
Akhirnya kami terbujuk untuk mengikuti promo 2, yaitu bonus saldo 100% untuk pembelian minimal Rp 100.000,-. Hahaha... Kami-pun mengisi Powercard Rp 100.000,-, jadi saldo bertambah Rp 200.000,-

Awalnya kami sepakat mau main plung-plung an 10x aja. Masing-masing dari kami bermain 5x. Dari itu belum menunjukkan tanda-tanda kami bisa berhasil membawa hadiah yang kuinginkan itu (karena bola masuk di lubang yang sedikit tiketnya, misalnya : 1, 2, 3, 5 dan sesekali masuk di lubang 75 tiket).
Kami masih terus bermain sampai akhirnya dengan tidak sengaja tombol yang kupencet langsung masuk di lubang Jackpot Bonus Tiket. WOOOW!!!
Batinku, Ini prestasi pertamaku lho. Hehehe...
Bahagia bercampur shock malah wajahku datar aja, sambil masih sibuk menghitung tiket yang kami kumpulkan. Sementara suami yang kaget juga dan seneng lebih histeris. 231 Bonus tiket di Jackpot kami dapatkan :D
Kami-pun heboh sendiri berdua di kursi plung-plung-an.

Setelah menghitung kira-kira semua tiket yang kami kumpulkan malam itu cukup untuk ditukarkan dengan Merchandise yang aku inginkan, kami memutuskan untuk mengakhiri permainan malam itu. Dengan sisa saldo Powercard Rp 102 ribu-an. Kami menuju tempat penukaran hadiah dan Alhamdulillaah... tiket kami cukup dan malah lebih 150-an tiket kubawa pulang.
Bahagia banget waktu itu, keinginan bawa Marchandise bantal Despicable kesampaian, Rezekinya dede' iniii... Hihihi :D

Kami pun meninggalkan TimeZone sesaat sebelum ditutup dengan membawa bantal Despicable ini, lalu menukar free goceng mingguan KFC dengan ice cream yang dimaem berdua di sepanjang perjalanan pulang. Alhamdulillaah :D :*

Note : Game plung-plung-an adalah salah satu game di TimeZone yang setelah Powercard digesek, lalu menekan tombol, ada sistem yang membuat bola seukuran bola ping-pong jatuh ke salah satu lubang (tersedia lubang dengan 1, 2, 3, 5, 8, 10, 25, 50, 75, 100 dan terbesar jackpot bonus tiket yang tertera di layar. Bonus tiket ini akan bertambah 1 tiket setiap satu kali permainan dan akan terus bertambah apabila belum ada pemain yang berhasil mendapatkannya dan akan kembali pada 100 tiket apabila ada yang berhasil mendapatkannya).


-Memmy-

Selasa, 29 Januari 2013

Evolusi HandPhone yang Pernah Menemaniku

Berbicara tentang kata "Evolusi", pastilah pertama kali terbayang di fikiran kita yaitu "perubahan".
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. (Sumber : Wikipedia).
Dalam tulisan ini, saya tidak akan membahas lebih lanjut mengenai evolusi, teori evolusi maupun kaitannya dengan organisme, populasi atau mendetail lingkup kajian Biologi, namun saya hanya meminjam istilah evolusi untuk perubahan yang terjadi pada gadget (HP) yang pernah menemani dan mendukung kelancaran saya berkomunikasi selama ini.
Juga tidak ada maksud sama sekali untuk pamer (faktanya juga handphone-handphone yang pernah dan sedang saya miliki fitur dan harganya ringan di kantong, hehe).
Just review aja pokoknya... Biar suatu saat nanti bisa dikenang atau barangkali dibaca anak cucu saya :D
Inilah handphone yang pernah menemani dan membantu saya dari edisi pertama kali (jadul) hingga saat ini, check it out :

Nokia 3310
Nokia 3310 adalah HP pertama saya. Dibeli 2nd di Toko HP di Rembang, harganya Rp 450.000,- waktu itu, bulan Februari tahun 2003 kalau tidak salah ingat. Sekalian beli kartu perdana Mentari waktu itu, harganya Rp 30.000,-. Dengan nominal itu (Rp 480.000,-), HP dan kartu perdana tersebut dibeli dengan patungan dari uang tabungan yang saya kumpulkan dari uang saku dari saudara-saudara (kurang lebih Rp 250.000,-) ditambah uang bapak dan ibu.
Nokia 3310 cukup populer dan banyak dimiliki orang waktu itu. Dengan kualitas yang sudah bagus di waktu itu. HP tua, simpel.
Fitur yang ada di HP Nokia 3310 yaitu layar mono chrome (kuning), mono ringtone (belum poliphonic atau istilah saya poliklinik, hehe), beberapa game (snake), SMS, telpon dengan kapasitas phonebook terbatas hanya ratusan (tidak ribuan atau unlimited seperti HP-HP sekarang. Pokoknya minimalis banget lah HP ini...
Yang saya suka dari HP ini adalah casingnya dapat diganti-ganti dan waktu itu saya mempunyai banyak koleksi casing berwarna-warni.
Ketika itu saya, bapak, mas dan pacarnya (sekarang sudah menjadi istrinya) juga memakai HP ini dan banyak teman sekolah yang juga menggunakan HP ini.

Nokia 3315
Fitur Nokia 3315 secara umum sama dengan Nokia 3310, bedanya untuk Nokia 3315 pengunci tombolnya (keypad locked) bisa otomatis dan diatur waktunya, sedangkan untuk Nokia 3310 belum memiliki fitur ini.
Dalam hal ini saya tidak ganti handphone, saya hanya meng-upgrade Nokia 3310 menjadi 3315 :D
Ohya, waktu di sekolah saya biasa menggunakan profil silent atau vibrate (hanya getar, tidak ada suara).
Fitur seperti ini sudah tersedia di Nokia 3310 dan Nokia 3315. HP ini masih saya pakai hingga kuliah dan terkadang ditukar pakai dengan bapak dan benar-benar say goodbye ketika HP ini diberikan ke kakak sepupu. Awet dan paaasss gitu di genggaman tangan.


Nokia 2300

Nokia 2300 ini saya beli 2nd juga (waktu itu belum mampu beli HP new... Hehe) pada tahun 2004 seharga 600 ribuan.
Alasan saya upgrade ke HP ini karena ingin fitur bertambah. Yaitu ringtone yang sudah polyphonic (ga poliklinik lagi :D ), ada fitur radio, headset dan bentuknya lebih manis dan lebih kecil. Untuk tukar tambah dengan HP ini dari hasil mengumpulkan uang saku dan tabungan yang saya kumpulkan... hehehe.

Nokia 3100
Tahun 2005 (Akhir kelas 3 SMA) saya menukar tambahkan handphone menjadi Nokia 3100. Lagi-lagi beli 2nd... Seharga Rp 750.000,- dari hasil menabung. Saya membeli HP ini karena fiturnya sedikit di atas HP sebelumnya, yaitu layar berwarna 4096 color, dimensi lebih kecil dan ringan, suara polyphonic dengan kualitas lebih baik. Selain itu untuk karakter SMS lebih banyak. HP ini saya gunakan hingga tahun pertama dan kedua kuliah.

Samsung Fren SCH-N356
HP Samsung Fren CDMA ini fiturnya sangat minimalis. Dengan nomor yang sudah melekat di ponsel (tanpa simcard) dan waktu itu belum bisa diinject (di unlock) untuk operator lain. Dengan fitur SMS yang hanya memuat 2 baris per layar, ringtone polyphonic, layar mono chrome, dimensi slim. Waktu itu HP ini dibeli 2nd seharga Rp 150.000,-. Hanya untuk berkomunikasi (telepon) sesama fren tarifnya murah Rp 350,- per jam kalau tidak salah ingat. Hehe... Murah sekali untuk ukuran anak sekolah atau anak kost. HP ini saya pakai di tahun pertama dan kedua kuliah. Nasibnya sekarang lowbat dan matot, dimusiumkan :D

Nokia 6030
Nokia 6030 ini dibeli new, harganya berapa saya lupa. Yang pasti tidak sampai 1 juta, hehe... *tetep murah. Dibeli awal tahun 2007. Dalam pemakaiannya, saya bertukar pakai HP ini dengan bapak. HP ini dimensi di genggaman tangannya mirip dengan Nokia 3310. Fiturnya sekelas dengan Nokia 3100. HP ini yang cukup sering dan paling lama menemani hari-hari saya di lapangan (semasa kuliah). Menemani waktu KKL II di Parangtritis (Juli 2007) biasa saya kalungkan khas anak lapangan sambil membawa board untuk alas menulis dan pulpen. Ditambah fasilitas stopwatch dan alarm sangat membantu kegiatan saya di lapangan waktu itu.

Huawei Esia C-2801a
HP ini saya beli tahun 2008-an, menjelang akhir masa studi kuliah. Karena lihat promo HP murah Esia dari Huawei yang sudah diunlock (bisa untuk kartu CDMA selain Esia) maka saya membelinya, seharga Rp 299.000,- dengan garansi 1 tahun. Rencananya HP ini dipakai untuk keperluan bisnis (diisi nomor CDMA Flexi) kecil-kecilan waktu itu. Mungkin lebih tepatnya disebut berdagang atau berjualan saja sih. hehehe...
Selain untuk keperluan itu, saya biasa menggunakan HP ini untuk berkomunikasi (telepon) dengan kakak yang berada di Manado, karena tarif sesama Flexi sangat murah. Soalnya kalau udah curhat sama mbak ipar dan mas bisa laaamaaaa dan satu lagi, ngobrol dengan keponakan pertama si Alif. Mereka waktu itu pulang Jawa 2 tahun sekali, jadi keberadaan HP ini sangat efisien :D
HP ini masih ada sampai sekarang, Namun karena mas, mbak dan keponakan-keponakan sudah mutasi ke Jawa dan jarang sekali bahkan tidak ada keperluan untuk berkomunikasi dengan sesama operator ini, maka tidak saya pakai. Hemat anggaran juga euy :D

LG KU250
Finally!!!
Inilah HP camera pertama saya :D
Dari sejak SMA saya ingin sekali punya HP bercamera, baru tahun 2008 kesampaian...
LG KU250 ini kubeli baru seharga Rp 975.000,- (kalau tidak salah ingat). Dari hasil menabung uang saku dan beasiswa yang saya dapatkan ketika kuliah. Dengan fitur layar 256ribu warna, 1.7", polyphonic, warna hitam dengan casing plastik dan keyboard dari bahan karet, membuat LG KU250 ini ringan dan body yang slim. Hanya saja ketika dipakai mengetik SMS bunyinya cukup "berbunyi". Fitur andalan yang memaksa saya untuk membeli HP ini adalah kemampuan 3G yang didukung oleh dual camera (depan dan belakang). Dengan main camera 1.3 Mega Pixel dan secondary camera VGA, HP ini sudah mampu menghasilkan jepretan foto yang bersih dan tajam serta mendukung untuk video call (dengan secondary camera).

Sony Ericsson P1i

Nokia 1616

Blackberry Curve 8520 White


Lenovo Ideaphone S880



-Memmy-


Pantai Indrayanti, Kuta-nya Jogja

Pantai Indrayanti merupakan salah satu pantai di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai Indrayanti ini belum lama "ngeksis" di Yogyakarta. Namun, hingga saat ini Pantai Indrayanti menjadi sangat populer untuk turis lokal, domestik dalam kota Yogyakarta, kota-kota lain maupun mancanegara.
Pantai Indrayanti berlokasi di Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia tepatnya pada koordinat GPS S8°9'1.22" E110°36'44.1".
Hari Minggu kemarin saya bersama adik sepupu menyempatkan diri untuk berekreasi menikmati keindahan pantai Indrayanti ini. Sempat terdorong oleh penasaran juga, "Kayak mana sih Pantai Indrayanti yang kata orang bagus itu?"
Minggu pagi kami berangkat dari rumah menuju Pasar Pagi di Lembah UGM untuk sarapan, kemudian tepat jam setengah 10 kami meluncur ke Pantai Indrayanti. Dengan berbekal petunjuk via SMS yang saya dapat dari teman, kami melaju menuju Pantai Indrayanti.
Alhamdulillah.. Petunjuknya akurat, tanpa nyasar. Dan sampailah kami di gerbang masuk, membeli karcis masuk area pantai per orang Rp 5.000,-. Karcis ini dapat digunakan untuk memasuki pantai-pantai lain.

Di Gunung Kidul memang terdapat banyak pantai. Pantai-pantai tersebut ada yang sudah dibuka untuk wisatawan dan dikomersialkan maupun yang belum dikembangkan. Diantaranya adalah (urut dari yang terletak paling barat atau paling dekat dengan Loket Penjualan Karcis Masuk) Pantai Baron, Pantai, Kukup, Pantai Krakal, Pantai Drini, Pantai Sundak kemudian Pantai Indrayanti. Pantai Indrayanti ini terletak kurang lebih 8 km dari Pantai Baron.

Sesampai di Pantai Indrayanti, kurang lebih jam 11.00. Terasa lebih rileks menikmati pemandangan pantai dengan pasir putih, karang, arus ombak yang deras khas pantai selatan. Sekilas terbayang Pantai Tanah Lot dan Pantai Kuta di Bali, karena view dan suasana di Pantai Indrayanti ini memang mirip dengan kedua pantai tersebut.
Cuaca cerah yang tidak terik menambah semangat untuk lebih dalam mengenal pantai ini. Dengan pengunjung yang sudah ramai sekali, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua, laki-laki perempuan, muda-mudi berpacaran sampai keluarga. Dan mereka punya cara masing-masing untuk menikmati pantai.
Ada yang berenang dan main air di pinggir-pinggir pantai, ada yang beramai-ramai mengubur salah satu temannya dengan pasir laut, ada yang berfoto ria, ada pula yang duduk santai di tepi pantai menikmati pemandangan di depannya dengan payung dan beralaskan tikar sambil memakan bekal makanan yang mereka bawa, dan lain sebagainya.

Salah satu fasilitas di Pantai Indrayanti yang tidak terdapat di pantai-pantai lain di Yogyakarta adalah terdapat payung-payung beserta tikarnya yang disewakan di pinggir-pinggir pantai. Hanya dengan Rp 20.000,- wisatawan dapat bersantai dan menikmati pantai di atas tikar dan tidak kepanasan karena terlindungi payung, sepuasnya, tidak ada batasan waktu. Ada fasilitas lain persewaan Jet Sky. Wisatawan dapat mengarungi Pantai Indrayanti dengan menggunakan Jet Sky. Namun, perlu hati-hati karena derasnya ombak di pantai ini. So Cozy, bukan?

Selain itu, wisatawan dapat menikmati keindahan pantai dari atas tebing. Untuk menuju kesana dapat dengan jalan kaki. dari atas tebing dapat menikmati pemandangan lepas pantai maupun pemandangan wisatawan di tepi pantai. Very nice and comfortable pokoknya...

Foto : View Pantai Indrayanti dari atas tebing (Diambil dengan Kamera Lenovo IdeaPhone S880, 27 Jan 2013 Pukul 11.06 WIB)

Pantai Indrayanti ini memang sudah dikembangkan untuk pariwisata dan komersial. Didukung dengan fasilitas tempat makan, resto yang menyajikan hidangan ala pantai yaitu beragam masakan ikan maupun sea food, pedagang-pedagang asongan yang menjual minuman, snack, mie instant, kopi, soft drink maupun kelapa muda. Pedagang-pedagang tersebut menempati warung kecil mereka di tepi pantai dan untuk resto berlokasi di tepi pantai atau di sekitar pantai dengan pengunjung tetap dapat menikmati view pantai di depannya. Harga yang mereka berikan cukup terjangkau. Misalnya saja kelapa muda (utuh dari buahnya) Rp 8.000,-, Nasi Cumi goreng tepung Rp 24.000,-, Nasi ikan crispy Rp 18.000,-, Air mineral Rp 5.000,-, dan sebagainya.
Di sekitar pantai terdapat homestay, pondok-pondok penginapan untuk wisatawan.
Dengan area parkir yang luas, di Pantai Indrayanti mampu untuk menampung motor, mobil, maupun bus para wisatawan.
Fasilitas pendukung lainnya yaitu adanya kios-kios souvenir atau cinderamata khas pantai ini. Misalnya kaos dengan sablon tulisan dan gambar pantai Indrayanti, topi, kacamata, dan sebagainya. Harganya juga sangat terjangkau.

Yang menurut saya masih kurang dari keberadaan Pantai Indrayanti ini dan dapat dijadikan masukan untuk pembangunan dan perkembangan selanjutnya adalah akses atau prasarana jalan menuju kesana. Jalan menuju ke Pantai Indrayanti (atau pantai-pantai lain di Gunung Kidul) sempit. Dengan kondisi medan yang berkelok-kelok, lebar jalannya hanya dapat untuk dilewati sebuah bus. Sehingga apabila terjadi simpangan bus dengan bus, bus dengan mobil harus salah satu mengalah atau berhenti dahulu dan kembali berjalan setelah kendaraan yang lainnya sudah lewat.
Selain itu, perlu ditambahnya petunjuk arah menuju Pantai Indrayanti ini.

Bagi para wisatawan, adventurer, atau yang bingung mau liburan kemana...
Pantai Indrayanti ini dapat dijadikan salah satu referensi tempat wisata yang terjangkau jaraknya maupun ongkosnya. Gak perlu jauh-jauh dan dalem-dalem ngerogoh kocek buat ke Bali deeeh... Cukup ada disini, Jogja kita sendiri... :D



-Memmy-

Senin, 26 November 2012

Di Bawah Lindungan Ka’bah, Kisah Cinta Berbalut Kerinduan Beralas Kepasrahan yang Mempersatukan


Film Di Bawah Lindungan Ka’bah merupakan sebuah film yang disutradarai oleh Hanny R. Saputra dan merupakan sebuah film yang diangkat dari novel Di Bawah Lindungan Ka’bah yang ditulis oleh Prof. DR. Haji Abdul Malik Karim Amrullah, atau yang lebih dikenal sebagai HAMKA. Film ini dirilis dan tayang di layar lebar pada 25 Agustus 2011 oleh rumah produksi MD Pictures. Film ini dibintangi oleh aktor dan artis professional Indonesia yaitu Didi Petet sebagai ayah Zaenab, Widyawati Sophian sebagai Ibu Zaenab, Herjunot Ali sebagai Hamid, Laudya Cintya Bella sebagai Zaenab, serta aktor – artis lain yaitu Niken Anjani, Tarra Budiman, Jenny Rachman, Leroy Osmani, Ajun Perwira, Akhmad Setyadi.

"Di Bawah Lindungan Ka’bah" bercerita tentang kisah cinta tak sampai antara kedua tokoh protagonis, Hamid dan Zainab. Inilah sebuah film mengenai kisah cinta yang dikemas dan menonjolkan nilai religius yang takkan pernah lekang oleh waktu. Cinta yang berjarak antara Sumatera ke Makkah. Kepedihan yang berlandaskan pada rasa berserah diri pada Yang Maha Kuasa. Ketidaksanggupan masing-masing untuk menjembatani jarak yang ada; baik ruang maupun waktu, adat, agama, maupun atas nama kepatuhan pada orang tua, membuat mereka tenggelam dalam deritanya masing-masing. Akan cinta yang merindu-dendam, menanti tak tentu.


Setting film ini adalah di Padang pada awal abad ke-20 dengan teknologi transportasi maupun komunikasi yang masih jauh tertinggal dibandingkan sekarang. That's what we called as parental complex syndrome; saat orang tua selalu merasa lebih tahu daripada anaknya. Bahwa mereka lebih berpengalaman, lebih berhak (dan karenanya wajib) untuk didengar, serta lebih bisa menentukan apakah makna kebahagiaan sesungguhnya. Dan seringkali kebahagiaan yang dimaksudkan itu lebih berdasarkan pada definisinya sendiri. Misalkan menjodohkan sang anak dengan putra-putri teman; atau sanak yang kaya raya; atau terhormat dan sebagainya.

Hamid (Herjunot Ali) adalah seorang pemuda tampan, cerdas, saleh, yatim, berbudi pekerti tinggi namun terlahir dengan keadaan ekonomi yang kurang. Dia tinggal bersama ibunya. Kemudian diangkat oleh keluarga Haji Ja’far yang kaya. Perhatian Haji Ja’far, istrinya yaitu Asiah, terhadap Hamid sangat baik. Hamid dianggap sebagai anak mereka sendiri. Mereka sangat menyayanginya sebab Hamid sangat rajin, sopan, berbudi, serta taat beragama. Itulah sebabnya, Hamid juga disekolahkan bersama-sama dengan Zainab, anak kandung Haji Ja’far.Sejak kecil Hamid dan Zainab selalu bermain bersama. Mereka sering pergi sekolah, bermain bersama di sekolah ataupun pulang sekolah.



Dilema mulai mewarnai kehidupan Hamid ketika ia jatuh cinta dengan Zainab (Laudya Chyntia Bella), puteri jelita semata wayang dari Haji Jafar. Ketika keduanya beranjak remaja, dalam hati masing-masing mulai tumbuh perasaan lain. Hamid merasakan bahwa rasa kasih sayang yang muncul terhadap Zainab melebihi rasa sayang kepada adik, seperti yang selama ini dia rasakan. Hamid tidak berani mengutarakan isi hatinya kepada Zainab sebab dia menyadari bahwa di antara mereka terdapat tembok pemisah. Zainab merupakan anak orang terkaya dan terpandang, sedangkan dia hanyalah berasal dari keluarga biasa dan miskin. Jadi, sangat tidak mungkin bagi dirinya untuk memiliki Zainab. Itulah sebabnya, rasa cintanya yang dalam terhadap Zainab hanya dipendamnya saja. Tembok pemisah itu semakin hari semakin dirasakan Hamid. Dalam waktu bersamaan, Hamid mengalami peristiwa pilu. Peristiwa pertama adalah meninggalnya Haji Ja’far, ayah angkatnya yang sangat berjasa menolong hidupnya selama ini. Tidak lama kemudian, ibu kandungnya pun meninggal dunia. Tidak hanya berhenti disitu, berbagai cobaan yang mendera hubungan keduanya: Hamid diusir dari kampungnya setelah dituduh telah ‘menyentuh’ Zainab secara tidak sopan. Puncak kepedihan hatinya ketika ibu Zainab, Asiah, mengatakan kepadanya bahwa Zainab akan dijodohkan dengan pemuda lain anak seorang saudagar kaya. Bahkan ibunya meminta Hamid untuk membujuk Zainab agar mau menerima pemuda pilihannya. Dengan berat hati, Hamid menuruti kehendak ibu Zainab.


Zainab sangat sedih menerima kenyataan tersebut. Dalam hatinya, ia menolak kehendak ibunya. Karena tidak sanggup menanggung beban hatinya, Hamid memutuskan untuk pergi meninggalkan kampungnya. Hamid yang terusir dari kampung akhirnya meneruskan perjalanannya demi mewujudkan impiannya agar dapat menunaikan ibadah haji di Mekkah. Dia meninggalkan Zainab dan dengan diam-diam pergi ke Medan. Sesampainya di Medan, dia menulis surat kepada Zainab. Dalam suratnya, dia mencurahkan isi hatinya kepada Zainab. Menerima surat itu, Zainab sangat terpukul dan sedih. Dari Medan, Hamid melanjutkan perjalanan menuju ke Singapura. Kemudian, dia pergi ke tanah suci Mekkah. Selama ditinggalkan oleh Hamid, hati Zainab menjadi sangat tersiksa. Dia sering sakit-sakitan, semangat hidupnya terasa berkurang menahan rasa rindunya yang mendalam pada Hamid. Begitu pula dengan Hamid, dia selalu gelisah karena menahan beban rindunya pada Zainab.

Setahun sudah Hamid berada di Makkah. Betapa gembira hati Hamid bertemu dengan Saleh, teman di kampungnya. Selain sebagai teman sepermainannya semasa kecil, istri Saleh,Rosana, adalah teman dekat Zainab. Dari Saleh, dia mendapat banyak berita tentang kampungnya termasuk keadaan Zainab.Dari penuturan Saleh, Hamid mengetahui bahwa Zainab juga mencintainya. Sejak kepergian Hamid, Zainab sering sakit-sakitan. Dia menderita batin yang begitu mendalam, Karena suatu sebab, dia tidak jadi menikah dengan pemuda pilihan ibunya, sedangkan orang yang paling dicintainya, yaitu Hamid telah pergi entah kemana. Dia selalu menunggu kedatangan Hamid dengan penuh harap. Mendengar penuturan Saleh tersebut, perasaan Hamid bercampur antara perasaan sedih dan gembira. Sedih sebab Zainab menderita fisik dan batin. Gembira karena Zainab mencintainya juga. Artinya cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Karena tidak jadi menikah dengan pemuda pilihan ibunya. Hamid berencana kembali ke kampung halaman setelah menunaikan ibadah haji terlebih dahulu.

Namun Tuhan berkehendak lain. Hamid dan Zainab meninggal dunia sebelum mereka bertemu. Hamid yang meninggal di bawah lindungan Ka’bah dan Zainab meninggal di kampung halamannya dengan kerinduan dan cinta yang amat menyiksa perasaan masing-masing. Akhir cerita yang sangat mengharukan ketika tergambarkan dalam film ini bahwa raga mereka tidak bisa bersatu di dunia, namun jiwa mereka bertemu dan bersatu di bawah lindungan Ka’bah.


"Apapun yang akan terjadi, ingatlah bahwa ketika engkau tak punya siapa-siapa selain Allah,
Allah itu lebih dari cukup."


-Memmy-