Senin, 30 Juli 2012

Kutulis Ini Untukmu : Bapak, Ibuku...

Dear Readers,

Hari ini insyaAllah Ramadhan di hari ke-10. Hari Senin, hari pertama bekerja setelah menghabiskan akhir pekan di kampung halaman.
Cerita ini kumulai dengan perjalananku pulang hari Jum'at lalu. Hari Jum'at pagi mendadak aku ingin sekali pulang... Setelah beberapa hari Bapak Ibu tak meneleponku (karena biasanya mereka tiap hari rajin menelepon anak-anak dan saudara serta kerabat mereka). Bapak Ibu cukup memahami aktivitasku, sehingga mungkin merasa tidak perlu meneleponku dulu. Pagi, sesampai kantor kutelepon Bapak, kusampaikan bahwa "InsyaAllah nanti sore aku pulang, Pak". Dari intonasi suara yang kudengar, dapat kubayangkan bahwa Bapak senang sekali mendengar kabar ini. Kemudian Bapak pesen untuk dibelikan case HP nya karena case yang kubelikan beberapa waktu yang lalu sudah rusak...
Ga lama kemudian, kutelepon Ibu. Kuberitahu kabar yang sama bawa "InsyaAllah nanti sore aku pulang, buk".

Istirahat kerja (jam 11.00-13.00) kupakai untuk muter-muter beli barang yang mau kubawa pulang, termasuk casing HP pesenan Bapak. Alhamdulillah, komplit sudah yang mau dibawa pulang.
Singkat kata, singkat cerita, jam 17.30 bus Patas Nusantara membawaku dan penumpang lain ke Semarang. Semarang - Rembang aku diantar bus Patas Sinar Mandiri setelah beberapa lama H2c alias Harap-Harap Cemas antara ada dan tiada bus lewat Rembang (macet perbaikan jalan).

Seperti biasa, Bapak Ibu yang selalu setia menjemput putrinya ini di dekat Masjid Agung Lasem. Jam menunjukkan pukul 00.15. Mereka berdua masih setia menunggu kedatanganku hingga Ibu tidur di jok tengah mobil dan Bapak menungguku sambil menunggu pesenan ayam goreng dan tempe goreng untuk menu makan sahur kami di salah satu warung tenda depan Pasar Lasem. Kemudian kami pulang dan sampai rumah kurang lebih jam 00.45, istirahat.
Ohya, sebelum istirahat, aku serahkan casing pesenan Bapak, dan salah satu langsung dipasang Bapak ke HP nya (sepertinya Bapak menyukainya).

Hari Sabtu pagi Bapak Ibu bekerja seperti biasa, dan aku memilih untuk hibernasi aja di rumah. Hehe...
Kenapa aku ingin sekali pulang? Salah satu alasannya yaitu karena ingin bisa tarawih berjama'ah bareng Bapak Ibu, mbah, budhe. Sabtu malem alhamdulillah keinginan itu bisa terpenuhi. Ga lama setelah rutinitas terselesaikan, aku dan Bapak ke rumah bulik, ketemu bulik, ade'-ade' sepupu dan Om. Seneng bisa menikmati suasana itu...

Esok paginya, dengan setia Bapak Ibu mengantarkanku ke Rembang untuk kembali ke Jogja siangnya. Kami bertiga menikmati perjalanan sepanjang rumah - Rembang dengan medan yang cukup curam. Agak horor Bapak menyetir dengan menelepon dan kebiasaan beliau "mengudara" atau radio amatir. Tapi beliau sudah fasih sekali dengan medan disana, jadi lega, penumpang boleh menikmati perjalanan aja. Hehe... Ngobrol, telepon Mas Eko dan saudara serta kerabat lain, mampir ke pasar Lasem (mengantar Ibu beli pisang).
Dengan perhatian seperti ini, aku merasa kedua orangtuaku sangat menyayangiku...
Hingga akhirnya pukul 13.30 travel menjemputku di rumah budhe, yang memaksaku untuk segera meninggalkan Kota Rembang dengan segala isinya.

Sepanjang jalan, beberapa kali Bapak meneleponku, sekedar menanyakan "tekan endi?". Ibu juga meneleponku waktu berbuka puasa, memastikan bahwa aku sudah buka puasa. Senang sekali aku mempunyai orang tua seperti mereka, care sekali kepada anaknya. Memang benar kata peribahasa "kasih sayang orang tua sepanjang jalan (tak berbatas)" sekarang aku mengerti dan merasakan sendiri hal itu, tulusnya kasih sayang dari Bapak Ibu.
Sesampai di Jogja, tak lupa aku ngabarin ke kedua Ibu ku lewat pesan singkat bahwa aku sudah sampai rumah (kurang lebih jam 21.00). SMS yang kukirim ke Ibu bersamaan dengan SMS Ibu kepadaku, Hehe... Kabarku sudah ditunggu-tunggu mungkin.
Setelah bersih-bersih dan beberapa kali membalas pesan singkat dari Ibu, akupun terlelap hingga bangun sahur seperti biasa dan tidur lagi hingga aku dibangunkan oleh dering telepon dengan ring tone khas (beberapa temanku tau dan hafal jika ring tone ini berbunyi "Yang Terbaik Bagimu, Ada Band Feat. Gita Gutawa", berarti ada telepon dari Bapak, Hehe).
Bapak menanyakan semalam aku sampai rumah jam berapa, karena Ibu ternyata belum menyampaikan ke Bapak dan di luar yang kukira dan baru kali ini Bapak ngendikan kalau beliau kurang enak badan. Antara cemas, sedih mendengar hal itu...
Bapak kuminta memastikannya dengan periksa ke dokter. Bapak yang selama ini benar-benar menjadi figur seorang Bapak untuk kami, yang kalem, ramah, tidak banyak bicara, tegas, sederhana, murah senyum, low profile, sabar juga aktif dan energik...
Beruntung sekali aku dilahirkan dan dibesarkan di keluarga ini, dengan penuh kesederhanaan dan sistem didikan yang bisa dibilang "keras" namun "pas".
Salah satu moment bahagia bersama mereka yaitu waktu wisuda sarjanaku didampingi mereka. Semoga mereka berdua masih sehat untuk mendampingi di pernikahanku, Bapak menjadi wali nikahku dan menimang cucu, anak-anakku nanti. Semoga Bapak Ibu selalu diberikan kesehatan dan umur yang panjang. Aamiin.
Terima kasih Bapak, Terima kasih Ibu... Tak cukup kata, tak cukup apa-apa untuk bisa membalas semua kasih sayangmu.

Dari yang mencintaimu,

-Memmy-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar